News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Waspada Demam Berdarah

Ahok Sindir Kepala Sekolah yang Tak Prihatin Soal DBD

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Depok, Sawangan, Jawa barat, Selasa (2/2/2016). Akibat membludaknya pasien DBD sejak 1 hingga 26 Januari 2016 dengan total 126 pasien, sebagian pasien rawat inap terpaksa harus dirawat di lorong rumah sakit. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, bersama istrinya, yakni Veronica Tan menyambangi SDN 01 Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (4/3/2016).

Dalam sambutannya, Ahok menyebut maraknya penyakit demam berdarah yang menyerang anak-anak, akibat tak ada keprihatinan dari kepala sekolah maupun guru.

"Banyak korban DBD itu justru berasal dari anak-anak yang masih belajar di lingkungan sekolah. Tapi, saya sama sekali enggak pernah lihat laporan-laporan foto dari petugas fogging. Mana foto yang menunjukkan bangkai nyamuk hasil fogging yang sudah seperti tumpukan pasir karena jumlahnya ribuan. Kami berkesimpulan berarti ini‎ ‎Kepala Sekolah dan guru-guru itu matanya seperti rabun. Enggak melihat perkembangbiakkan nyamuk," jelas Ahok dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan sekolah bebas jentik, serta Sosialisasi Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Tahun 2016.

Bahkan, mantan Bupati Belitung Timur ini berencana untuk mencabut Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) untuk seluruh perangkat sekolah, bagi yang mengabaikan atau melakukan pembiaran terhadap perkembangbiakan jentik nyamuk di lingkungan sekolahnya.

Suara lantang dan tegas, Ahok mengatakan tidak mau lagi mendengar adanya kejadian siswa-siswi sekolah yang terkena DBD.

"Saya tidak mau ini hanya pencanangan atau pembacaan sikap saja dan jangan ngomong doang saja. kalau masih ada kejadian DBD dan jentik nyamuk di lingkungan sekolah karena tidak pernah diperiksa dan dibersihkan, maka seluruh kepala sekolah, guru, dan penjaga sekolah, Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) -nya saya cabut bulan itu juga," papar Ahok.

Pencabutan TKD, menurut Ahok, merupakan cara yang sangat adil untuk membuat Kepala Sekolah, guru, serta pengurus sekolah lainnya agar bisa lebih peduli dengan lingkungan sekolah dari penyakit DBD.

Bahkan, dirinya menyebut pencabutan TKD merupakan cara untuk menghemat anggaran.

"Cara paling gampang untuk menghemat anggaran itu ya sebenarnya dipotong saja TKD-nya, terutama TKD di lingkungan sekolah. Mulai ada yang dari kecil bisa Rp 10 juta sampai setingkat eselon II bisa sampai Rp 60 juta‎. Sebab, di tahun 2016 ini sudah sampai dua bulan pertama, 5 orang meninggal karena kasus DBD. Selain itu, jumlah kasusnya bisa mencapai 1000 lebih‎," paparnya.

Ia berharap, di setiap lingkungan sekolah se-DKI Jakarta harus dapat membebaskan diri dari jentik nyamuk. Kasus pertumbuhan DBD, dikatakan Ahok, disebabkan karena cuaca yang tak mendukung.

"Tiba-tiba hujan dan tiba-tiba panas, yang membuat nyamuk berkembang biak dengan pesat. Warga yang menanam tanaman juga itu harus diperhatikan pot dan tamannya. Jangan sampai ada genangan airnya. Bisa menjadi sarang nyamuk," ujarnya.

Menurut dia, bahaya akan DBD sudahs emestinya diperkenalkan anak sejak dini, agar mandiri dan dapat menghindari dari wabah penyakit mematikan tersebut.

"Memang sudah harus dikenalkan kepada anak sejak dini. Agar mereka bisa menerapkan pola hidup bersih bila dewasa nanti," papar Ahok. (Panji Baskhara Ramadhan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini