TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah telah membeli tentara, polisi, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Aktivis Sosial Ratna Sarumpaet sempat menuding Basuki akrab disapa Ahok telah membeli tentara, polisi, dan KPK.
Hal itu berdasarkan banyaknya anggota pengamanan termasuk polisi dan tentara dalam proses penertiban.
Selain itu juga berdasarkan KPK yang tidak kunjung selesai mengusut dugaan korupsi dalam kasus pembelian sebagian lahan sumber waras.
Ahok membantah tudingan-tudingan itu.
Menurutnya, Ratna Sarumpaet telah melayangkan fitnah.
"Saya kasihan sama dia (Ratna). Dia memfitnah. Ngoceh-ngoceh doang," kata Ahok di Grand Hyatt Hotel, Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (14/3/2016).
"Saya terima kasih sama Ratna Sarumpaet. Berarti dia menganggap Ahok hebat dan kaya banget," katanya.
Sebelumnya, Ratna juga mengungkit perihal KPK yang telah memihak kepada Ahok.
Hal itu terlihat saat seorang pimpinan KPK menunjukkan sikap yang tidak jelas.
"Kalau mau KPK mengaudit investigasi, saya yakin pasti Ahok akan terseret. Tapi KPK tidak mau melakukan itu," kata Ratna.
Ratna habis-habisan mengeritik Gubernur DKI Jakarta, Ahok.
Kritik ini tentu menyita perhatian sebab saat ini lagi tengah hangat-hangatnya pencalonan Pilgub DKI 2017.
Kritik-nya kepada Ahok bahkan menyeret-nyeret instansi lain seperti kepolisian, tentara dan KPK.