Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu minggu sebelum peristiwa kebakaran di Ruang Terapi Hiperbarik RS Mintohardjo, Edi Suwardi Suryaningrat sempat mengungkapkan kerisauannya.
Almarhum Edi saat itu merisaukan mengenai pernikahan anak bungsunya Dimas Qadar Radityo.
Hal tersebut diceritakan kerabat Edi, Novarina, saat berbincang dengan wartawan usai pemakaman almarhum di TPU Malaka, Jakarta.
"Seminggu yang lalu om Edi bilang kalau saya sakit begini, saya bisa enggak ya melihat Dimas menikah?" ucap Nova, Selasa (15/3/2016)
Nova menjelaskan bahwa keinginan tersebut disampaikan Edi kepada Istrinya, Susilawati Mukhtar.
Edi khawatir karena gejala stroke yang dideritanya bisa menyebabkan dirinya meninggal sebelum melihat pernikahan Dimas.
"Om Edi bilang siapa yang urus? Siapa yang bantu-bantu? Ya begitulah. Memang tidak dalam waktu dekat. Tapi namanya anak terakhir," kata Nova.
Dimas dikenal sangat baik terhadap orang tuanya.
Pada saat dia tidak ada kuliah, Dimas selalu mengantar ibu atau ayahnya kemanapun mereka pergi karena ketiganya tinggal satu rumah.
"Apalagi kalau sama ponakannya, anaknya Mas Iqbal (kakak kandung Dimas,- red) itu baik sekali," kenangnya.
Nova juga mengungkapkan dalam tiga hari belakangan ini, sebelum kejadian di RSAL Mintohardjo, ketiganya selalu tidur bersama.
Padahal, Dimas biasanya tidur di kamarnya sendiri dan tidak tidur dengan orangtuanya.
Seperti diketahui Edi Suwardi Suryaningrat dan Dimas Qadar Radityo meninggal dalam insiden terbakarnya ruang terapi di Ruang Pulau Miangas Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) di RSAL Mintohardjo, Senin (14/3/2016).