Tribunnews.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku telah mengikuti cara Joko Widodo sewaktu memimpin di Jakarta dalam hal pendekatan ke warga yang akan ditertibkan.
Basuki juga menolak jika dibilang sebagai gubernur yang tidak berperikemanusiaan dengan bersikap tegas dalam beberapa kali penertiban yang dia lakukan.
Namun, Basuki mengungkapkan, ada kalanya orang di Jakarta tidak bisa lagi didekati seperti cara Jokowi dulu, seperti mengajak makan dan dialog. Di saat itulah, Basuki memilih pakai cara yang lebih tegas.
"Pak Jokowi persuasif. Saya kan ikutin Pak Jokowi. Tapi, orang Jakarta enggak bisa digituin. Makin diajak makan, makin ngelunjak," kata Basuki di acara Mata Najwa, di Metro TV, Rabu (16/3/2016) malam.
Basuki mencontohkan kasus bus metromini. Awalnya, saat itu, Jokowi pernah mengajak sopir bus metromini makan supaya KIR mereka diurus. Namun, kenyataannya, setelah diajak makan pun, sopir tidak kunjung urus KIR. Bahkan, masalah metromini masih berlanjut sampai sekarang.
Kondisi seperti ini yang disebut Basuki tidak bisa pakai cara persuasif lagi.
"Pak Jokowi sampai bilang, (masalah metromini) kasih ke saya. Saya sampai bilang ke mereka, lu (sopir metromini) bakar sekali lagi (bus) di depan kantor gue, gue tembak. Terserah lah dibilang ancaman atau apa. Kalau kamu anarkis, saya tembak. Enak saja, kalau mau ke akhirat, sama-sama," tutur Basuki.
Dalam beberapa kali penertiban di sejumlah tempat di Jakarta, Basuki sempat terlihat emosi. Namun, melalui bawahannya, Basuki juga selalu memberi solusi sementara bagi warga yang terdampak penertiban, dengan memberi unit rumah susun dengan harga murah untuk beberapa bulan pertama.
(Andri Donnal Putera)