Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan masyarakat Bali melakukan aksi untuk menolak reklamasi di Teluk Benoa, Bali yang dinilai telah menyalahi aturan dan akan membawa banyak dampak negatif bagi masyarakat Bali Selatan di Bundaran HI, Jakarta.
Seraya bernyanyi lagu 'Bali Tolak Reklamasi', puluhan warga Bali membentangkan poster-poster yang menyuarakan agar pemerintah menghentikan pembangunan pulau di kawasan yang sebelumnya menjadi daerah konservasi tersebut.
"Kami cuma mau bu Siti Nurbaya (Menteri LHK,- red) datang ke Bali dan melihat langsung kesana. Jangan hanya teriak di Jakarta," jelas Koordinator Aksi, Made Bawayasa di lokasi, Jakarta, Minggu (20/3/2016).
Menurutnya, presiden harus mengembalikan kembali Teluk Benoa sebagai kawasan Konservasi Taman Laut sehingga keberlangsungan reklamasi dapat dihentikan.
Made menjelaskan bahwa jika pengembang sudah mengeluarkan dana sebesar Rp 1 triliyun, maka pengembang harus membuka dana tersebut kepada publik agar semua pihak dapat mengetahui seluruh oknum yang menjual lahan di Bali.
"Buka dong kalau memang sudah Rp. 1 triliyun. Dibagikan ke siapa saja itu? Biar rakyat tahu, siapa pengkhianat negara," tambahnya.
Made menyatakan bahwa aksi tersebut akan terus berjalan jika pemerintah tidak juga menghentikan program reklamasi Teluk Benoa.
"Kami hanya tidak ingin nelayan-nelayan kami akan menjadi security di hotel-hotel mewah yang akan didirikan di pulau hasil reklamasi. Dampak lainnya, abrasi pantai di Bali pasti akan terjadi," jelas Made.