TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Aksi unjuk rasa pengemudi angkutan (termasuk taksi) yang terjadi Selasa (22/3/2016) berubah menjadi perseteruan sopir taksi dengan tukang ojek berbasis online.
Pemilik Gojek, Nadiem Makarim, tak Mampu mengendalikan anak buahnya.
Nadiem sempat mengungkapkan itu lewat media maupun lewat pesan whatsapp yang terkirim ke grup-grup whatsapp kelompok-kelompok Gojek.
Tapi tak satupun pegojek mau menurut imbauan Nadiem untuk jangan berbuat anarkis.
Siang ini, sejumlah driver gojek bergerak dalam kelompok terpisah-pisah.
Mereka saling kontak melalui grup-grup whatsapp kelompok pegojek berdasarkan wilayahnya masing-masing dan merencanakan serangan balasan.
Kelompok-kelompok pegojek kini sedang menentukan titik temu mereka.
"Ini ada yang bilang kita (pegojek) mau berkumpul di GBK, ada juga yang mau kumpul di Manggarai," kata. Taman (35), seorang pegojek kepada wartakotalive.com saat berkumpul dengan kelompoknya di dekal Mall Kota Casablanca, siang ini.
Bahkan, kata Taman, ada pula kelompok Gojek yang mengusulkan bertemu di Monas agar bisa lekas bentrok dengan sopir-sopir taksi. Yang menyerang rekan-rekan pegojek, pagi tadi.
"Nadiem Makarim kan ngomong jangan anarkis. Tapi ini kan bukan anarkis, hanya membalas," kata seorang pegojek lainnya sambil emosi.
Bahkan kini mulai ada pula kelompok-kelompok pegojek yang menunggu para sopir taksi pula demi, dan akan diserang saat melintas pulang. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)