TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua DPD Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) Hanura DKI Jakarta, Rahmat HS, menilai Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak pantas mendapatkan dukungan dari Hanura.
Menurutnya, Ahok tidak berprestasi dan tidak memihak kepada rakyat kecil. Sesuai jargonnya Hati Nurani Rakyat, Ahok dirasa Rahmat tidak pantas mendapat dukungan Hanura.
Satu contoh kebijakan Ahok tidak memihak rakyat kecil adalah melakukan penggusuran dan mengusir pedagang kaki lima.
Karena hal tersebut, Rahmat menolak keras partainya memberikan dukungan kepada Ahok di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
"Didukungnya saudara Ahok jadi calon gubernur, sangat tidak sesuai dengan jargon partai. Dengan kebijakan menggusur rakyat kecil dan pedagang kaki lima, solusinya sampai sekarang belum selesai," ujar Rahmat di Sarinah Bulding, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (27/3/2016).
Rahmat mengatakan prestasi Ahok sebagai seorang pimpinan daerah juga terbilang jeblok. Dapat dilihat dari minimnya penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015.
Penyerapan APBD DKI 2015 hanya mencapai berkisar 66,18 persen atau sekitar Rp 40 triliun dari total nilai APBD DKI 2015 sebesar Rp 65,7 triliun.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) terhadap kinerja APBD DKI 2014.
"Prestasi juga jeblok dari minimnya penyerapan. Penilaian keuangan mendapat WPD. Jadi ini menunjukan bahwa Ahok bukan figur pas untuk didukung Hanura yang selalu mengedepankan hati nurani," imbuh dia.
Rahmat yang mengaku salah satu aktor utama lahirnya Hanura pada 2005 lalu ini, menyayangkan keputusan Ketua Umum Hanura Wiranto dan Ketua DPD DKI Jakarta Hanura Muhammad Ongen Sangaji. Menindaklanjuti kekecewaannya, Rahmat akan mengundurkan diri dari Hanura per Minggu (27/3/2016).
"Kami akan memberikan surat kepada Ketua Umum dan kepada Ketua Hanura DKI mengenai surat pengunduran diri saya. Hari ini," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Hanura mendeklarasikan dukung Ahok di Pilkada DKI 2017. Wiranto mengatakan keputusan itu, setelah memonitor perkembangan calon Gubernur DKI Jakarta dari tingkat bawah.
"Ternyata suara rakyat dari hasil itu semua, Ahok yang tetap memimpin," ujar Wiranto seusai partainya deklarasi dukung Ahok, Sabtu (26/3/2016).
Ahok di Pilkada, maju melalui jalur independen. Dia akan bersandingan dengan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono. Hingga kini, dua partai telah mendeklarasikan untuk mendukungnya, yakni Nasdem dan Hanura.
Selain itu, Ahok juga didukung oleh Teman Ahok. Relawannya itu, telah mengumpulkan hampir berkisar 300 ribu KTP dari target 1 juta hingga Juli nanti.