Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Moechgiyarto, memperingatkan suporter supaya tak memanfaatkan media sosial sebagai sarana menyebarkan provokasi.
Apabila terindikasi ada provokator sehingga terjadi kerusuhan saat laga final Piala Bhayangkara 2016, jajaran Polda Metro Jaya akan menindak tegas oknum tersebut.
"Mengingatkan di media sosial supaya tak membuat hate speech, provokasi dan sebagainya yang membuat gaduh. Yang jelas ancaman pidana," tutur Moechgiyarto, Jumat (1/4/2016).
Selain patroli cyber di dunia maya, kata dia, aparat kepolisian disiagakan mengantisipasi insiden kerusuhan.
Pengamanan dilakukan mulai dari saat berangkat ke ibu kota sampai ke stadion dan begitu juga sebaliknya.
Dia menjelaskan, sebanyak 11.365 personil kepolisian diterjunkan.
Aparat kepolisian dibantu prajurit TNI, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan instansi terkait.
"Kami mengantisipasi semua. Kami akan membuat pagar betis apabila perlu tirai jarak dua meter ada polisi akan kami siapkan semua begitu juga rainmas dan sepeda motor," kata dia.
Final Piala Bhayangkara 2016 akan mempertemukan Arema Cronus melawan Persib Bandung.
Sementara perebutan tempat ketiga berhadapan Sriwijaya FC menghadapi Bali United.
Laga berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (3/4/2016).
Sebelumnya, seorang pria berinisial FEB (37), diamankan anggota gabungan Polda Metro karena diduga telah menyebarkan informasi yang memprovokasi melalui media sosial twitter jelang final Piala Presiden.
Saat ditangkap, Minggu (18/10/2015) di Pos gang Mushola, Kebayoran Lama, Jaksel, FEB mengaku sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) "The Jakmania".
Tidak hanya itu, FEB juga mengaku sebagai seorang jurnalis di sebuah majalah dan berita online.
Selain menangkap FEB, polisi juga menyita beberapa barang bukti yakni telepon seluler, komputer, akun twitter, facebook, surat elektronik atas nama pelaku dan buku catatan.