TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tertangkapnya Ketua Komisi D DKI Jakarta, Mohamad Sanusi oleh KPK karena kasus suap membuatnya gagal ikut serta dalam penjaringan calon gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra untuk Pilkada 2017.
Namun, Ketua DPD DKI Jakarta Partai Gerindra sekaligus kakak kandung Sanusi, Muhammad Taufik menilai hal itu tidak menjadi masalah bagi partainya.
Sebab, partai besutan Prabowo Subianto masih itu punya banyak tokoh unggulan yang siap bertarung melawan cagub petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Nggak masalah. Penjaringan jalan terus. Gerindra kan punya banyak stok. Lewat satu, ada lagi. Kan ada Sandiago Uno (pengusaha dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra), Sjafrie Sjamsoeddin (mantan Pangdam Jaya) dan masih banyak yang lain," kata Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (1/4/2016).
Menurut Taufik, nama adiknya otomatis dicoret dari proses penjaringan internal partai menyusul dirinya yang tertangkap oleh pihak KPK.
Mohamad Sanusi selaku Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta ditangkap tim KPK pada Kamis (31/3/2016) malam usai serah terima uang lebih Rp1 miliar dari pihak PT Agung Podomoro Land. Penerimaan itu adalah kali kedua yang secara keseluruhan telah dilakukan penyerahan uang sebesar Rp2 miliar.
Pemberian uang miliaran rupiah dari PT APL ke Sanusi itu diduga suap untuk pemulusan sejumlah pasal dalam Rancangan Peraturan Daerah (raperda) Rencana Wilayah Zonasi Pesisir Pulau-pulau Kecil (RWZP3K) dan Raperda Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta, yang digodok di DPRD DKI Jakarta. Dan Mohamad Sanusi duduk sebagai Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta yang membidangi Pembangunan, termasuk
M Sanusi yang berlatar belakang pengusaha properti adalah Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta. Ia memimpin komisi yang membidangi pembangunan, termasuk pekerjaan umum, tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.
Selain menggeledah ruang kerja Sanusi, penyidik KPK telah menggeledah ruang kerja kakak kandungnya yang menjadi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik. Keduanya merupakan legislator asal Partai Gerindra.
Ruang kerja Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi juga turut digeledah. Penyidik KPK mengamankan sejumlah barang bukti dari ketiga ruangan anggota DPRD DKI Jakarta itu.