Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang perwakilan sopir taksi dari Express taksi, Jumat (8/4/2016) curhat kepada Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.
Melalui pengeras suara dari mobil komando yang terparkir di depan Baharkam Mabes Polri, sopir taksi paruh baya ini mengeluhkan pendapatannya yang kian menurun.
"Pak Kapolri, tegakkan hukum Pak. Tolong tangkap sopir taksi ilegal, Grab dan Uber. Mereka tidak ada izin sebagai angkutan umum. Saya sudah setahun lebih ini tidak ada penghasilan yang cukup, saya menderita," tuturnya, Jumat (8/4/2016) di Mabes Polri.
Sopir ini mengaku menjadi sopir taksi sejak 1975 dan baru pada 2015 lalu hingga tahun ini, penghasilannya makin berkurang karena adanya Uber dan Grab.
"Penghasilan saya terus kepotong karena Uber dan Grab. Tidak ada uang lebih lagi untuk dibawa ke rumah," tambahnya.
Untuk diketahui, curhatan sopir taksi itu merupakan bagian dari demo puluhan sopir taksi yang tergabung dalam Front Transportasi Jakarta, Jumat (8/4/2016) pagi di Mabes Polri.
Mereka kembali menggelar aksi demo terkait transportasi berbasis online yakni Grab dan Uber yang dinilai ilegal.
Aksi mereka mendapat penjagaan dari anggota Mabes Polri serta Polda Metro.