News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

''Sekarang Ahok Terlihat Abu-abu''

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tiba di gedung KPK, Jakarta, untuk diperiksa sebagai saksi, Selasa (12/4/2016). Ahok diperiksa terkait penyelidikan kasus dugaan korupsi RS Sumber Waras. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat mengatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tengah berada dalam pusaran permasalahan kasus reklamasi Teluk Jakarta.

Bahkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengajukan pencegahan ke luar negeri kepada staf Ahok, Sunny Tanuwidjaja.

Di sisi lain, Ahok berencana maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 melalui jalur independen.

Apakah permasalahan reklamasi ini menurunkan elektabilitas dan popularitas Ahok?

"Kemungkinan ada (penurunan elektabilitas dan popularitas). Walaupun saya masih wait and see terkait perkembangan masalah dugaan suap pada reklamasi ini, belum kelihatan ujungnya," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari kepada Kompas.com, Selasa (12/4/2016).

Qodari menyebut, permasalahan suap reklamasi ini di luar dugaannya.

Awalnya, dia berpikir, Ahok diuntungkan karena operasi tangkap tangan KPK kepada anggota DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi.

Sebab, Sanusi merupakan lawan politik Ahok. Namun, permasalahan ini berkembang sampai ke pengusaha dan Sunny.

"Pernyataan Ahok soal Sunny juga berubah-ubah, jadi saya kira kasus reklamasi ini membuat warga mulai melihat Ahok dengan cara berbeda. Tadinya jelas mana hitam dan putih, Ahok yang dipandang tegas dan putih bersih sekali. Sekarang (pandangan warga ke Ahok) mulai abu-abu," kata Qodari.

Awalnya, Ahok menyebut Sunny sebagai anak magang, tetapi berubah menjadi staf khusus.

Menurut dia, tidak mungkin anak magang dapat mengatur pertemuan gubernur dengan pengusaha kelas kakap.

Biasanya, orang yang menjadi perantara itu adalah orang kepercayaan gubernur, dan tidak sembarang orang dapat memiliki peran tersebut.

"Saya masih wait and see perkembangan kasus ini, apakah ke arah DPRD yang akan menguatkan elektabilitas Ahok, atau mengarah ke Ahok yang membuat elektabilitasnya menurun, atau mengarah kepada kedua pihak yang membuat masyarakat Jakarta bingung," kata Qodari.(Kurnia Sari Aziza)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini