TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pasca pengerebekan tempat HNC Spa & Therapy di Jalan Duren Tiga Raya, Kompleks Rukan, Jalan Duren Tiga Raya nomor 19 RT 01/01, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (15/4/2016), beberapa terapis tampak melongo dan kebingungan.
Terlihat dari dua orang wanita yang berpakaian seksi turun dari ojek dan melihat tempat pekerjaannya yang sudah di segel oleh garis polisi berwarna kuning oleh pihak kepolisian.
Sekitar pukul 16.15 WIB, wanita itu datang ke tempat pijat plus-plus yang berada di pinggir Jalan Raya Duren Tiga Raya itu.
Niki (27) bukan nama sebenarnya, salah seorang terapis, langsung menanyakan ada kejadian apa terhadap tempat kerjanya.
Tiba-tiba seorang pria kekar dan ganteng yang menggunakan singlet berwarna hitam menyuruh dia untuk diam.
Pria itu bicaranya agak sedikit kemayu di sebuah tempat makan ayam goreng sambel kepo yang berada sekitar 10 meter dari lokasi tempat pijet itu.
"Ini ada apaan sih? Kok digaris polisi seperti itu," tutur wanita yang mempunyai tatto bergambar bunga itu.
Kemudian, terdapat beberapa pekerja yang sudah disegel polisi itu menjadi pembeli rumah makan beratapkan tenda itu.
Mereka merumpi tentang kejadian soal penggerebekan yang dilakukan oleh polisi.
"Untung aja gue kemarin ngga masuk. Feeling gue memang ngga enak," ucapnya.
Tiba-tiba dua lelaki yang agak kemayu lainnya mencoba memperingati wanita berambut pirang itu agar tidak banyak bicara.
Akhirnya, mereka mengalihkan pembicaraan dengan cara melakukan foto selfie.
"Yuk kita foto aja deh cin. Pake kamera 360 biar kece badai gimana gitu," ujar pria yang memiliki rambut spike itu.
Terlihat lokasi HNC Spa & Therapy berada di paling pojok dari beberapa tempat usaha lainnya.
Gedung tiga lantai berwarna merah itu masih terdapat plang promosi spa yang bergambar tempat tidur terapi, handuk, alat pijat, serta lilin aromaterapi.
Ada sekelompok orang yang menggunakan Daihatsu Terrios berwarna yang memarkirkan kendaraannya di depan lokasi pengerebakan.
Mereka binggung kenapa tempat itu disegel oleh polisi. Diduga pria-pria yang berjumlah 5 orang itu ingin menikmati jasa pijat plus-plus itu.
Salah seorang juru parkir, Andi (18) mengatakan bahwa pengerebekan oleh pihak kepolisian dilakukan pada Kamis (15/4) sekitar pukul 19.00.
Saat itu, ada beberapa orang yang diamankan oleh pihak kepolisian.
"Pemiliknya orang Sukabumi. Jadi ngga diamanin semalam. Cuman yang jaga sama terapisnya," tutur dia.
Dia mengatakan tempat esek-esek itu baru dibuka sejak 1 tahun belakangan ini. Menurutnya, terapisnya tadinya hanya ada para wanita.
Namun, baru enam bulan belakangan, terdapat laki-laki yang ditawarkan di dalam tempat itu.
"Ini baru setahunan lah tempatnya. Kamarnya ada sekitar 20 kamar. Awalnya cewek-cewek semua. Tapi, belakangan ini kok tiba-tiba ada cowoknya," tuturnya.
Tidak Miliki Izin Usaha
Dihubungi secara terpisah, Lurah Duren Tiga, Endang M mengaku sudah menginstruksikan aparat dibawahnya untuk mengecek lokasi pengerebekan tempat pijat esek-esek itu.
Setelah penelusuran ternyata memang lokasi tersebut tidak memiliki izin usaha.
"Lokasi pijet seperti itu tidak dikeluarkan izin usahanya dari Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)," kata Endang.
Menurutnya, dia akan berkordinasi dengan Suku Dinas Penataan Kota Jakarta Selatan untuk menertibkan bangunan tersebut. Karena memang lokasi rukan tersebut bukan untuk usaha.
"Nanti kita akan kordinasi dengan Sudin Penataan Kota Jakarta Selatan," ucapnya.