News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mafia Ginjal

Bareskrim Upayakan Restitusi untuk Korban Penjualan Ginjal

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GELEDAH RSCM - Penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri membawa berkas setelah sekitar 10 jam menggeledah beberapa ruangan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat, Jalan Matraman, Jakarta Pusat, Kamis (4/2/2016). Berkas di ambil dari ruang administrasi, ruang pembayaran, ruang advokasi, dan juga ruang rekam medis. Penggeledahan dilakukan untuk mencari bukti tambahan, terkait kasus dugaan perdagangan ginjal. Warta Kota/henry lopulalan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri tengah mengupayakan restitusi untuk para korban penjualan ginjal yang kasusnya ditangani Bareskrim.

Menurut Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Kombes Umar Surya Fana‎, restitusi merupakan hak para korban.

Sehingga setelah menelusuri aset para tersangka lalu aset itu didata dan akan diserahkan ke pengadilan untuk nantinya bisa dibagikan ke para korban.

"‎Nanti kami serahkan ke pengadilan, hakim yang akan putuskan dan akan dihitung. Katakanlah ada 10 korban masing-masing minta 100 juta, 100 juta kali 10 dan aset yang kami sita misalkan hanya Rp 200 juta. Kan kurang, ya hanya yang disita itulah yang bisa dibagi ke para korban‎," bebernya, Senin (18/4/2016) di Mabes Polri.

Seperti diketahui, restitusi sendiri diartikan sebagai pembayaran ganti kerugian yang dibebankan kepada pelaku berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atas kerugian materiil atau imateriil yang diderita korban atau ahli warisnya.

Restitusi juga merupakan bentuk tanggung jawab pelaku atas perbuatannya.

Dengan adanya restitusi maka korban mendapatkan kompensasi kerugian karena atas perbuatan pelaku, masa depannya menjadi taruhan

Dalam kasus ini penyidik telah menetapkan tiga tersangka yakni Yana Priatna alias Amang (YP atau AG), Dedi Supriadi ‎(DS atau DD) dan Kwok Herry Susanto alias Herry (HR).

‎Selama beraksi setahun belakangan, sindikat ini sudah menjaring 15 korban, rata-rata warga Jawa Barat yakni Garut, Bandung, Soreang dan lainnya.

Para korbannya adalah ‎pekerja kasar dari kalangan bawah seperti sopir, petani, tukang ojek dan lainnya, yang rentang umurnya antara 20-30 tahun.

Modus pelaku yaitu menjanjikan uang kepada korban yang mau menjual ginjalnya sekitar Rp 70 juta. Sedangkan orang penerima ‎ginjal atau yang membeli diminta bayaran sebesar Rp 250-Rp 300 juta.

Atas perbuatannya kini ketiga pelaku ditahan di Bareskrim dan dijerat Pasal 2 ayat 2 UU No 21 Tahun 2007 TPPO (tindak pidana perdagangan orang), juncto Pasal 62 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan‎ ancaman hukuman diatas lima tahun penjara.

Selain mengamankan tiga pelaku, polisi juga menyita sejumlah barang bukti yakni dua HP, satu buku tabungan, satu kartu ATM, satu SPU, dokumen rekam medis, hasil CT Scan, hasil laboratorium di Bandung, surat pernyataan dari korban, dan surat persetujuan dari korban.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini