TRIBUNNEWS.COM, BOGOR -- NS (30) langsung jatuh pingsan begitu polisi memberitahukan kalau suaminya KS (30) diduga sebagai pelaku mutilasi seorang wanita di sebuah rumah kontrakan di Cikupa, Tangerang.
Wanita yang tinggal di Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengakui kalau KS adalah suaminya.
"Polisi tunjukin foto suami saya, terus dikasih tahu kalau suami saya pelaku mutilasi di Tangerang, saya langsung pingsan," ujar NS saat ditemui TribunnewsBogor.com, di rumahnya Senin (18/4/2016) siang.
Hingga saat ini KS menjadi buronan Polres Tangerang
"Rabu malam kemarin sekitar pukul 22.00 WIB, polisi datang ke rumah saya. Awalnya bapak saya yang buka pintu, terus saya dipanggil. Saya kaget kirain ada apa, terus saya diunjukin foto suami saya," katanya.
Lanjutnya, polisi yang datang tak hanya dari Polsek Leuwiliang, tapi juga anggota dari Polres Tangerang.
NS pun ditunjukan foto bagian tubuh korban yang sudah dimutilasi.
"Saya diunjukin foto suami, terus saya bilang ke polisi iya itu suami saya. Terus saya ditunjukin foto bagian tubuh, dari situ saya sudah merasa kalau suami saya telah membunuh orang. Setelah itu saya nangis dan langsung pingsan," ujarnya.
Malam itu juga dia bersama polisi langsung menuju rumah orang tua suaminya yang jaraknya tak jauh dari rumahnya.
Saat tiba di rumah pelaku sekitar pukul 23.00 WIB, hanya ada orang tua KS, DD (70) dan EK (60) serta kakak pelaku, NN (35).
Mereka langsung dibawa ke kantor Polsek Leuwiliang pada malam itu untuk dimintai keterangan.
NS bercerita, dia telah menikah dengan KS sejak tahun 2007.
Dari pernikahan itu dia dikaruniai seorang anak laki-laki yang kini telah berusia tujuh tahun.
"Suami saya kerja di Cikupa baru delapan bulan. Dia pulangnya hanya sebulan sekali. Tapi setiap hari selalu ngabarin lewat sms, atau telepon," katanya.
Saat berkomunikasi, KS sering menanyakan kabar dirinya dan anaknya.
"Dia memang deket sama anak. Kalau pulang dia datengnya sore, cuma nginep sehari dirumah, besokannya pulang," katanya.
Setelah dirinya dikabari polisi, dia tidak pernah lagi berkomunikasi dengan suaminya.
Saat ini telepon suaminya sudah tidak aktif lagi. (Soewidia Henaldi)