TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nelayan Tradisional Kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, ternyata tak main-main akan penolakan proyek pembangunan pulau reklamasi Teluk Jakarta di pesisir Jakarta, yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta .
Mereka pun mengancam, apabila pemerintah tak mampu membongkar, para nelayan tradisional siap membongkar 17 pulau tersebut.
"Kalau enggak sanggup, ya kami saja yang bongkar. Paling tidak ada satu pulau kami tinggali saja di situ khusus buat nelayan. Kami kan sudah bilang, dan menyerukan, kalau pulau reklamasi itu memang merugikan nelayan termasuk saya yang sudah 18 tahun jadi nelayan. Bayangkan, biasanya dapat ikan banyak sampai lima krat ya, ini boro-boro satu krat. Susah," ucap Jaya (49), salah satu nelayan Muara Angke, Selasa (17/4/2016).
Ia juga mengakui, kondisi lingkungan di lautan kini tak seindah dulu. Air laut menghitam, membuat para nelayan sulit mencari ikan.
Pria yang sudah dikaruniai empat anak tersebut berharap, keberanian pemerintah untuk betul-betul mensejahterakan para nelayan tradisional.
"Kami ini serasa seperti tergusur pelan-pelan. Mungkin pemerintah maunya seperti itu. Maunya di Jakarta enggak ada pemukiman yang tak layak dihuni, dan warga miskin seperti kami. Tapi, apakah mereka tahu, ikan-ikan yang dimakan sama orang kaya, itu hasil tangkapan siapa. Ya jelas nelayan juga kan?" kesalnya. (Panji Baskhara Ramadhan)