News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rustam Effendi Mundur Sebagai Wali Kota Jakarta Utara dan Pamit Dari Grup Whats App Jakarta Baru

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rustam Effendi mengundurkan diri dari jabatan Wali Kota Jakarta Utara.

Sebelum mengundurkan diri, dia pun terlebih dahulu keluar dari grup Whats App pejabat eselon II, Jakarta Baru.

Sebelum keluar grup tersebut, Rustam meminta maaf kepada rekan para pejabat eselon II.

Hal itu diutarakannya, Senin (25/4/2016) sore sekitar pukul 17.30 WIB.

"Sekitar jam 17.30, dia mengucapkan terimakasih selama ini sudah bekerja bersama Gubernur. Setelah itu dia meminta maaf, lalu keluar dari grup tersebut," ujar seorang pejabat eselon II yang enggan disebutkan nama, Senin (25/4/2016).

Pengunduran diri Rustam dibenarkan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Agus Suradika.

Dia telah menerima surat pengunduran diri dari Rustam.

"Benar Rustam telah mengajukan surat pengunduran diri," ucap Agus.

Rustam mengirimkan surat pengunduran diri sebagai Wali Kota Jakarta Utara dan sudah diserahkan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Dalam surat tidak disebutkan alasan Rustam mengundurkan diri.

"Suratnya menyatakan berhenti, bukan permohonan berhenti. Jadi nanti tinggal menunggu SK (Surat Keputusan) pemberhentian," kata Agus.

Sebelumnya Ahok sempat menuding Rustam telah bersekongkol dengan Yusril Ihza Mahendra.

Diucapkan Ahok saat rapat penanggulangan banjir di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (22/4/2016).

Ahok sempat ngamuk karena heran Rustam tidak juga memindahkan warga yang ada di bawah kolong tol di kawasan Ancol.

Padahal, akibat warga kolong tol itu aliran air menuju hilir terhambat atau terjadi Bottleneck, dan perintah untuk melakukan normalisasi aliran tersebut diakui Ahok sudah diberikannya sejak tahun lalu.

"Kalau ada warga disitu dipindahin dong apa susahnya sih, kenapa Bapak enggak jalan, jangan-jangan Pak Rustam ini satu pihak dengan Yusril lagi nih," ujar Ahok di tengah rapat.

Rustam hadir saat rapat tersebut.

Bantahan tudingan itu, Rustam menulis di akun Facebook pribadinya.

Tulisan itu berjudul "Bekerja dengan hati, suatu ironi".

Saat dikonfirmasi, Rustam membenarkan bahwa itu memang tulisan yang diungkapkan dari hatinya,

"Iya saya yang buat," ucap Rustam saat dihubungi Minggu (24/4/2016).

Tulisan itu berisikan, bahwa Rustam sama sekali tidak bersekongkol dengan Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra.

Begini tulisnya:

Berpikir, berbicara dan berbuat yang terbaik bagi wilayah dan masyarakat Jakarta Utara adalah obsesi saya.

Jika ada sedikit perbaikan yang dirasakan di Jakarta Utara seperti agak berkurangnya daerah genangan di Jakarta Utara, atau Jakarta Utara sedikit lebih bersih, atau juga yang masih segar dalam ingatan kita yaitu lenyapnya kawasan lokalisasi prostitusi Kalijodo.

Saya selalu mengatakan bahwa itu adalah hasil kerja team dan atas dukungan masyarakat, saya tidak pernah mengklaim bahwa pekerjaan itu prestasi kerja saya sendiri.

Bekerja dan memberikan yang terbaik menjadi tekad saya.

Khusus untuk penertiban atau pembongkaran, saya tidak pernah ragu apalagi takut melaksanakan tugas itu.

Sebagaimana yang saya tunjukkan pada saat penertiban di beberapa bagian wilayah di Jakarta Utara termasuk di Jalan Tubagus Angke, Kali Karang, Kali Cakung Lama, Anak Kali Ciliwung Ancol, Lokalisasi Kalijodo, Pasar Ikan, dan di beberapa tempat lainnya.

Cuma memang dalam penertiban atau pembongkaran yang menyangkut orang banyak saya bertindak ekstra hati-hati, dengan perhitungan matang dan harus terkoordinasi dengan unit-unit terkait dan melalui pengkondisian secara baik.

Ini mungkin terkesan atau dilihat oleh orang lain saya terlalu lamban.

Satu hal yg menjadi kunci dalam penertiban atau pembongkaran pemukiman adalah ketersediaan dan kelayakan rumah susun sebagai tempat relokasi penghuni atau penduduk yang akan ditertibkan.

Ini suatu keharusan yang tidak boleh ditawar.

Walau saya berlatar belakang pendidikan di bidang ilmu politik, dan juga berkawan dengan orang politik (sesama mantan aktifis pada saat muda atau mahasiswa), tapi dengan kesadaran penuh bahwa dalam pelaksanaan tugas saya sebagai PNS atau Aparatur Sipil Negara, saya tidak mau mengaitkan pelaksanaan tugas dengan kepentingan politik orang atau golongan tertentu.

Jadi jika ada yang menilai bahwa saya bersekutu dengan tokoh politik ataupun bakal calon Gubernur/Wakil Gubernur dalam Pilkada DKI Tahun 2017, saya nyatakan tidak benar dan tidak beralasan sama sekali.

Dengan ini saya nyatakan bahwa tuduhan saya bersekutu dengan Pak Yusril adalah tidak benar.

Secara jujur saya katakan bahwa kadang-kadang selaku bawahan saya juga mengharapkan mendapatkan ucapan terima kasih dari pimpinan atas hasil kerja yang telah dikakukan.

Hal ini penting sebagai bekal semangat pelaksanaan tugaa selanjutnya.
Tetapi jika itu tidak ada, tidaklah mengapa dan saya akan terus melaksanakan tugas berikutnya dengan semangat.

Berbeda dengan tuduhan yang menjurus fitnah apalagi keluar dari mulut pimpinan adalah sesuatu yang SANGAT MENYAKITKAN.

Dan lebih menyedihkan tuduhan dan fitnah itu keluar dari pimpinan yang sebenarnya saya berharap memberikan petunjuk, arahan, bimbingan, memotivasi, memberi semangat, dan itu dipertontonkan di muka jagat raya.

Apakah ini yang disebut BEKERJA DENGAN HATI? Wallahu Khairul Makiriin.

-Rustam Effendi, Wali Kota Jakarta Utara-"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini