TRIBUNNEWS.COM, BEKASI -- Penggerebekan klinik dokter Bekasi Medical Center di Kota Bekasi yang diduga memberikan layanan aborsi sempat mencengangkan.
Betapa tidak, klinik tersebut diduga keras mempekerjakan office boy sebagai juru racik obat aborsi.
Empat orang karyawan yang tidak memiliki latar belakang pendidikan kedokteran atau keperawatan malah dipekerjakan menjadi asisten dokter untuk aborsi.
Ke empat orang itu diantaranya adalah Dayat, Nunik, Yuni dan Kartini. "Mereka merupakan asisten para pelaku yang saat ini masih buron. Mereka bertugas membantu para pelaku saat melakukan praktik aborsi," kata Kasat Serse Polresta Bekasi Kompol Rajiman, Kamis (28/4/2016).
Sedangkan satu orang yang ditugaskan menjadi peracik obat merangkap jabatan sebagai office boy (OB). OB tersebut adalah MN yang saat ini masih dijadikan sebagai saksi.
Menurut MN, seluruh obat peluntur janin disimpan di lantai tiga klinik yang lokasinya berada di bangunan paling ujung. "Obat tersebut sudah kadaluarsa," ujar Rajiman.
Selain itu, polisi menemukan ribuan obat yang telah kadaluarsa di dalam gudang yang lokasinya tidak jauh dari klinik.
Berdasarkan pantauan Warta Kota, kondisi gudang penyimpanan obat sangat memprihatikan. Selain obat-obatan juga terlihat tumpukan plastik dan onggokan pakaian-pakaian bekas.
Suasananya pun terasa sangat pengap dan berdebu. Tidak sesuai dengan standar penyimpanan obat yang harus higienis. (Fitriyandi AL Fajri)