TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis dan juga Politisi Senayan dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), yang duduk di Komisi X DPR RI yaitu Lucky Hakim mempersoalkan nasib para korban penggusuran yang merupakan anak-anak yang sedang menempuh pendidikan.
Lucky juga meminta Mendikbud, Dinas Pendidikan Pemprov DKI serta Gubernur DKI juga harus memperhatikan anak-anak korban penggusuran atas hak pendidikannya.
Ini mengingat tanggal 9 - 12 Mei akan diselenggarakan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMP dan sederajat serta tanggal 16 s/d 18 Mei UN tingkat SD/Sederajat.
"Yang terkena dampak penggusuran itu kan bukan cuma orang dewasa, ini banyak anak-anak yang masih sekolah, ini bagaimana nasib mereka yang akan UN minggu depan?, kasian mereka jadi akan sangat sulit konsentrasi belajarnya, belum lagi mengenai trauma yang dialami," kata Lucky dalam keterangan pers kepada Tribunnews, Senin (2/5/2016).
Lucky mengingatkan upaya relokasi atau pun penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI harus lebih manusiawi dan beretika.
Ia menyarankan agar proses relokasi bisa dilakukan dengan melakukan duduk bersama warga yang akan direlokasi secara baik-baik dan membahasnya melalui musyawarah sehingga ada kesepakatan bersama yang tidak merugikan pihak manapun.
"Saya memahami jika Pemprov DKI bermaksud ingin melakukan tugasnya, tapi saya harap jangan melupakan hak warga atas tempat tinggal dan pendidikan sesuai yang sudah diatur UUD 1945 BAB X A tentang Hak Asasi Manusia pada Pasal 28 yang mengatur hak warga negara atas kelangsungan hidup, pendidikan dan tempat tinggal," katanya.
Lucky mengaku heran, apakah sulit jika harus berdiskusi dulu duduk bersama dengan warga?
"Apa tidak bisa musyawarah dulu? Ya paling tidak penggusurannya setelah UN biar anak-anak tidak kocar-kacir," kata Lucky.