TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Program revitalisasi di Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa, Penjaringan, Jakarta Utara, hingga kini masih terus dilanjutkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, dan terus mendapat perlawanan warga yang menjadi korban penggusuran.
Tragedi bentrokan pun terjadi dini hari tadi antar petugas dan warga pun di salah satu kawasan yang direvitalisasi, yakni Kampung Luar Batang.
Informasi itu diketahui dari salah seorang warga Kampung Luar Batang saat dihubungi awak media, Upi Yunita (39).
Dikatakan Upi, bentrokan itu terjadi saat ada kunjungan pejabat Pemprov DKI dari kelurahan, kecamatan, hingga Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah ke Kampung Luar Batang.
"Ada lurah, camat, dan sekretaris camat datang malam-malan ke Kawasan Kampung Luar Batang. Kedatangan mereka pun memicu emosi warga. Apalagi saat tahu ada Sekda DKI juga turut hadir. Bentrokan itu pun diawali adu mulut antar warga dengan petugas," katanya, Rabu (3/5/2016).
Upi yang merupakan warga Pasar Ikan dan masih bertahan tinggal di lokasi perevitalisasian itu menuturkan, peristiwa terjadi saat Camat Penjaringan, Abdul Khalit, Lurah Penjaringan, Suranta, Sekretaris Camat Penjaringan, Mohammad Andri dan rombongan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) datang ke Kampung Luar Batang. Diketahui, kedatangan mereka untuk berdialog dengan warga.
"Mereka mendatangi Kawasan Luar Batang untuk berdialog bersama perwakilan warga terkait kelanjutan program revitalisasi kawasan Luar Batang. Warga tak terima bahkan enggan direlokasi. Maka bentrokan pun terjadi. Mereka (Lurah, Camat dan Sekcam) jadi korban pengeroyokan," tuturnya.
Ia mengaku, warga kala itu sempat melakukan rapat sekitar pukul 21.00 WIB, di kantor sekretariat Kampung Luar Batang, bersama para Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut.
"Lebih awalnya lagi ada rapat sekitar jam 21.00 WIB di kantor Sekret Luar Batang itu, untuk membahas kelanjutan revitalisasi. Tapi infonya hasil rapatnya enggak memuaskan kayanya. Makanya warga emosi mungkin," lanjut Upi.
Dia melanjutkan, beberapa warga yang berada di luar sekretariat merasa tidak terima dan merangsek masuk ke dalam.
"Sempat ada adu mulut dan saling pukul antara warga dan para rombongan Pemkot Jakarta Utara. Salah seorang Satpol PP ada yang terluka parah hingga harus dibawa ke RS Atmajaya. Itu Satpol PP-nya yang kena ciri-cirinya itu kepala botak, badannya gede, infonya orang Rawa Bebek," katanya.
Kapolsek Penjaringan, AKBP Ruddy Setiyawan dan Kanit Reskrim Polsek Penjaringan, Kompol Bungin Misalayuk belum merespon terkait hal ini, baik via pesan singkat maupun telepon. (Panji Baskhara Ramadhan)