Sampai saat ini, mereka masih dimintai keterangan secara intensif di Mapolda Metro Jaya.
"Dari penuturan tersangka, ini motif asmara," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, kepada wartawan, Senin (16/5/2016).
Menurut pengakuan para tersangka, mereka bekerjasama saat membunuh EF. Mereka mengenal saling mengenal dengan korban.
"Yang bersangkutan dengan almarhum saling kenal," kata dia.
Awi menambahkan, pelaku berusia lebih muda daripada korban.
Status pelaku itu masih pelajar SMP.
Ibunda Penasaran Lihat Wajah Pelaku
Pada waktu yang sama, aparat kepolisian turut membawa Mahfudoh, ibu kandung Enno, dan Dita, kakak kandung Enno.
Mereka dijemput aparat kepolisian di kediaman Kampung Bangkir RT/RW 12/003, Desa Pengandikan, Lebakwangi, Kabupaten Serang pada hari Minggu sekitar pukul 04.00 WIB.
Aparat kepolisian tak menjelaskan kepada mereka tujuan membawa ke Mapolda Metro Jaya. Mereka pun belum menerima informasi pelaku pembunuhan Enno telah tertangkap.
Pihak keluarga merasa penasaran seperti apa wajah pelaku yang telah tega membunuh.
"Tadi ditelepon, lalu, dijemput. Saya tanya ada apa? Coba ke sini saja. Tadi dibawa pukul 04.00 WIB. Katanya pelaku sudah tertangkap ya. Sini coba lihat wajah pelaku. Saya penasaran seperti apa wajah orangnya," ujar Mahfudoh kepada wartawan.
Mahfudoh terakhir kali bertemu dengan Enno saat sang buah hati pulang ke kampung halaman di Pengandikan, Serang, Jumat (6/5/2016).
Fikri, ayah Enno mengantar anaknya pulang dari tempat kos di Dadap, Kabupaten Tangerang. Di kesempatan itu, Enno bercerita sempat bertengkar dengan seorang wanita.