TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Letjen TNI (Purn) Sjafrie Samsoeddin masuk dalam daftar kandidat calon Gubernur DKI Jakarta, yang diusung Partai Gerindra.
Padahal Sjafrie tidak pernah terendus oleh media melakukan kampanye.
Belakangan, Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Arief Pouyono mengatakan Sjafri sudah ditunjuk jadi calon gubernur DKI dari Gerindra.
Kata dia, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang langsung menunjuk Sjafrie.
Sjafrie yang pada tahun 1997 menjabat Pangdam Jaya ini sempat dikait-kaitkan dengan kerusuhan yang terjadi di ibukota menjelang reformasi.
Aktivis 98, Edysa Girsang mengatakan Sjafrie pantas dicurigai.
"Bayangkan orang yang masuk sistem yang salah terus dia masuk lagi, wajar orang curiga," ujarnya kepada wartawan, di Cafe Omah66, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (24/5/2016).
Ia mengakui bahwa saat ibukota bergejolak menjelang reformasi, sebagai aktivis telah mengambil posisi berseberangan dengan Sjafrie yang saat itu masih menjadi perwira tinggi aktif TNI AD. Namun ia katanya hak Sjafrie untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Ia berharap Sjafrie sebagai orang yang berniat memimpin Jakarta, dapat mengkedepankan semangat kebangsaan dan kenegaraan, untuk cita-cita Jakarta yang lebih baik.
Walaupun Sjafrie adalah purnawirawan Jendral TNI, namun ia tidak menganggap Sjafrie sebagai lawan yang berat.
Ia juga menilai hal yang sama terhadap sejumlah calon Gubernur DKI Jakarta lain.
"Sebagai aktivis saya sudah terbiasa mengadvokasi masyarakat. Itulah kelebihan aktivis ini, karena hidupnya sehari-hari sudah memikirkan negara dan bangsa," ujarnya.