"Apalagi Staf Ahli Kapolri tersebut bercita-cita membangun Jakarta sebagai kota untuk semua, aman dan sejahtera," ungkap Camelia.
Masyakarat Jakarta pada akhirnya harus bisa menyanyi dan menari di ruang terbuka tanpa merasa cemas, was-was ataupun khawatir.
Jika masyarakat dapat menyanyi dan berdansa tanpa perasaan takut, itu berarti Jakarta benar-benar sudah menjadi kota untuk semua, aman dan sejahtera.
Pada awal Mei, Benny Mokalu yang mantan Kapolda Bali itu, mengusung visi 'Jakarta Kota Untuk Semua, Aman dan Sejahtera'.
Faktor kunci kesuksesan visinya adalah ketika seluruh warga masyarakat Jakarta dan Luar Jakarta dapat menyanyi dan menari tanpa merasa takut dan was-was. Oleh karena itu, Benny menegaskan, 'Jakarta Menyanyi Dan Menari' merupakan mottonya dalam mencalonkan diri sebagai WaGub DKI Jakarta dalam pilkada 2017.
Bagi Benny, mewujudkan 'Jakarta Menyanyi dan Menari' itu merupakan cita-cita untuk menjelaskan secara tidak langsung kepada masyarakat dunia bahwa Jakarta harus menjadi kota untuk semua, aman dan masyarakatnya sejahtera.
Dengan demikian, mantan Kapolda Bali itu melanjutkan, filosofi 'Jakarta Menyanyi dan Menari' itu adalah;
1. Jakarta sebagai kota untuk semua adalah kota yang terbuka bagi semua bangsa, suku, agama ataupun ras yang hidup berdampingan tanpa ada diskriminasi sosial.
2. Jakarta sebagai kota untuk semua hanya bisa terwujud jika dari segi keamanan dapat terbangun dan terjaga dengan mewujudkan kerjasama yang harmonis antara penegak hukum, aparat keamanan dan masyarakat Jakarta itu sendiri.
3. Dengan terwujudnya sebagai kota yang aman, Jakarta akan dan harus menyejahterakan masyarakatnya.
4. Dengan mewujudkan Jakarta sebagai kota untuk semua, aman dan sejahtera itu berarti Jakarta menjadi kota metropolis yang teratur dan sekaligus manusiawi.
Dan pada saat inilah, masyarakat Jakarta harus bisa menyanyi dan menari di kotanya tanpa merasa takut, was-was ataupun khawatir.
5. Dengan demikian, Jakarta yang menyanyi dan menari akan menjadikan ibukota negara ini sebagai destinasi pariwisata utama bagi masyarakat domestik dan luar negeri.
6. Jakarta sebagai kota di mana generasi mendatang Indonesia bertumbuh
7. Bersamaan dengan itu pula, Jakarta akan terus bertumbuh sebagai kota yang membangun termasuk inftrastruktur untuk menjadikan dirinya sebagai kota destinasi utama pariwisata seperti museum, coservatorium music, berbagai budaya dan seni bertumbuh dll.
Efek domino atau multiplyer effect dari pembangunan infrastruktur tersebut senantiasa memberikan pekerjaan bagi masyarakatnya terutama bagi generasi-generasi baru.
8. Jakarta yang menyanyi dan menari akan memantapkan dirinya sebagai kota pluralisme di mana berbagai suku dan bangsa bertemu dengan berlandaskan persahabatan.
9. Dengan demikian, kelak Jakarta akan sebagai kota jasam kota usaha dan kota dagang yang menjadi tumpuan bagi banyak orang untuk dapat bekerja dan hidup tanpa memandang latar belakang suku, agama, dan ras. (*)