TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tika (7) dan Mada (5) yang sebelumnya kabur dari rumahnya di Gang Kasur RT 03 RW 09, Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, kini, tinggal terpisah.
Kedua bocah telantar yang kelaparan dan mengetuk rumah warga itu menjadi korban kemiskinan.
Jika Tika berada di rumah aman Kementerian Sosial, maka Mada tinggal di rumah bersama sang ayah Asep Sopiansyah alias Frans (42).
Di rumah itu, selain sang ayah, Mada tinggal bersama kedua abangnya, Koko (14) dan Arya (11).
Rumah empat bersaudara itu agak sulit dijangkau karena berada di gang sempit. Sementara kondisi rumah sangat memprihatinkan dimana pintu dan jendelanya rusak dan berlubang.
Mereka tinggal di lantai dua rumah kayu yang sudah reyot.
Sementara tangga menuju lantai dua tempat mereka tinggal hampir semuanya nyaris lapuk. Bahkan lantai kayunya dan atap rumah juga sudah banyak yang berlubang.
Keempat bocah tersebut kurang perhatian dari ayahnya yang harus banting tulang bekerja sebagai juru parkir di Rawa Bening, Jatinegara.
Frans berada di rumah hanya sore dan pagi hari.
Sementara untuk pekerjaan rumah, mulai dari cuci piring, cuci pakaian, beli beras dan masak nasi, hingga beli lauk untuk makan, dikerjakan anak ketiga Frans, Arya.
"Sebelumnya, ibu yang mengerjakan itu semua. Tapi sejak ibu pergi, saya semua yang mengerjakan," ucap Arya polos, Kamis (26/5/2016).
Menurut Arya, ibunya yang bernama Ruhyati (40) telah pergi meninggalkan rumah sejak tiga bulan yang lalu. Ibunya pergi karena kerap terlibat cekcok dengan ayah mereka.
"Ayah dan ibu sering bertengkar karena setiap malam, ibu suka pergi. Katanya ibu pergi menemui pacarnya," kata Arya.
Untuk makan sehari-hari, Arya dan saudara-saudaranya diberikan Frans uang Rp 10.000 untuk makan siang dan malam. Selain itu, mereka juga masing-masing diberi uang jajan sebesar Rp 5.000. "Kalau belajar, belajar sendiri. Tapi kadang-kadang ayah juga ngajarin kami belajar," ucap Arya.