TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR Fraksi PDIP Charles Honoris, mewakili wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memberikan bantuan sosial kepada Bayi Cahyo Wibowo yang diagnosa dokter mengalami kebocoran usus.
Cahyo yang baru berusia satu bulan itu kini dirawat di ruang ICU Anak, di Rumah Sakit Husada, Jalan Mangga Besar, Jakarta Pusat.
"Pak Djarot sangat terkejut mendengar ada berita di media (mengenai) kemarin atas kondisi bayi Cahyo. Awalnya Pak Djarot ingin datang langsung ke sini (RS Husada), namun karena banyak kesibukan saya yang mewakili beliau," ujar Charles Honoris di RS Husada, Jakarta Pusat, Sabtu (11/6/2016).
Anggota Komisi I DPR RI ini pun memberikan sejumlah uang untuk biaya pengobatan bayi tersebut. Dia berharap Bayi Cahyo bisa segera sembuh dan orangtuanya bisa kembali bekerja.
"Harapan saya semoga bayi Cahyo cepat sembuh. Doakanlah ya," kata Charles.
Sesuai diagnosa dokter, Bayi Cahyo mengalami kelainan Hirschsprung terjadi karena adanya permasalahan pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Kelainan ini akan membuat buang air besar bayi tidak normal.
Pada 7 Juni, bayi Cahyo kembali menjalani operasi kedua, yakni untuk membuat lubang pembuangan di dinding perut dengan cara memotong usus besar (colon) membentuk stoma. Stoma digunakan sebagai lubang pembuangan pengganti anus bagi pasien yang mengalami gangguan pada area rectum dan sekitarnya.
Ayah bayi Cahyo, Jamroni mengaku sangat senang dengan bantuan sosial tersebut. Pria asal Pati, Jawa Tengah mengaku telah berupaya meminjam uang ke sana-kemari untuk membiayai pengobatan anaknya.
"Terimakasih kepada Bapak Charles dan Pak Djarot. Semoga Allah membalas kebaikannya," kata Jamroni.
Anaknya masuk RS Husada melalui jalur umum. Belakangan ia baru memiliki BPJS belum lama ini. Tapi, kartu jaminan kesehatan itu belum bisa digunakan.
"BPJS sudah jadi baru tapi belum bisa dipakai. Kurang tahu juga," ujar Jamroni.
Menurut Jamroni, anak bungsunya dari dua bersaudara itu mulanya terlihat normal, saat lahir melalui persalinan sesar di sebuah rumah sakit bersalin di Kramatjati, Jakarta Timur. Akan tetapi, hari kedua bayi Cahyo mulai menggigil. Hari ketiga berselang, anaknya mengalami muntah-muntah berwarna kehijauan.
"Awalnya itu dikira sisa air ketuban," kata Jamroni.
Orangtua kemudian membawa ke sebuah rumah sakit di kawasan Cawang. Di sana, bayi Cahyo didiagnosis mengalami penyempitan usus.
Sang bayi kemudian dirujuk ke RS Husada untuk mendapat penanganan lebih intensif. Jamroni mengatakan, setelah melalui pengecekan dokter, bayi Cahyo ternyata mengalami kebocoran usus.
Tindakan operasi dilakukan terhadap bayi Cahyo. Pasca-operasi, kondisi bayi Cahyo masih belum stabil. Masih sering muntah berwarna hijau. ASI tetap diberikan kepada sang bayi, namun dengan cara dipompa masukan ke selang.
Dua minggu berselang ditemukan ada suatu bentuk penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat lemahnya pergerakan usus, karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya.