Mendengar pertanyaan itu, Ahok yang mengenakan batik berdasar biru dengan motif bunga berubah raut mukanya.
"Bukan bilang begitu. Banyak. Saya cuma katakan, tidak usah ngadu domba. Saya cuma minta Anda bandingkan untuk punya pikiran. Anda kan nuduh saya tidak jujur, lalu saya tanya, kalau saya tidak jujur, kamu berani tidak nantang seluruh republik seperti ini, itu yang saya bilang, tidak usah di SPIN. Anda dari koran apa?" kata Ahok.
Ahok naik pitam.
Dia menengarai pertanyaan itu bernuansa mengadu domba.
Karena hal itu, dia langsung menanyai wartawan yang bersangkutan soal media tempatnya bekerja.
Dia bahkan melarang wartawan itu masuk ke Balai Kota dan melakukan wawancara.
"Makanya lain kali tidak usah masuk sini lagi, tidak jelas kalau gitu. Saya tegasin, kamu juga tidak usah nekan-nekan saya rekan media, saya tidak pernah takut, sama kayak Tempo, mana dari Tempo? Mana! Mau nyinggung-nyinggung lagi ngirimin surat sama saya. Saya tidak pernah takut sama kalian jujur saja," ucapnya.
"Saya selalu katakan, kalau cahaya fajar pagi, kegelapan tidak bisa nutup, rembang cahaya fajar akan terus merekah tidak bisa kamu tahan, itu yang saya katakan. Jadi tidak usah bolak-balikin kalimat gitu," kata Ahok seraya memasuki ruangannya.
Ternyata setelah membuka pintu ruangan, Ahok kembali keluar ruangannya. Dia hendak menegaskan kepada pewarta tersebut.
Bahwa pewarta yang mengajukan pertanyaan tadi, mulai besok tak boleh menginjak Balai Kota.
"Saya tidak ada kewajiban menjawab pertanyaan Anda sebetulnya. Saya tegaskan itu, bolak-balik ngadu domba. Pokoknya tidak boleh masuk sini lagi, tidak boleh wawancara," kata Ahok seraya menunjuk pewarta tersebut lalu kembali memasuki ke ruang kerjanya.