Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keluarga kasus dugaan hilangnya salah satu bayi kembar Raudiah Elva Ningsih (37) meminta Rumah Sakit Harapan Jayakarta (RSHJ) menjelaskan soal sejumlah dokumen yang dikeluarkan sebelum operasi melahirkan.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengatakan, ada informasi yang disembunyikan pihak RS. Untuk itu dirinya berharap, agar tidak menimbulkan fitnah, supaya dokumen tersebut bisa dijelaskan.
"Kami nggak bermaksud supaya tidak jadi fitnah, maka berikan penjelasan. Kami juga tidak ingin menyalahkan orang, kalau anaknya memang satu ya ibu Raudiah harus terima. Kejelasan itu yang ngga ada. Dengan dokumen-dokumen ini harus dijelaskan oleh pihak RS," kata Arist kepada wartawan di kantor Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Jakarta Timur, Senin (20/6/2016).
Lebih lanjut Arist juga mempertanyakan dokumen surat pengantar yang dibuat RSHJ sebelum operasi persalinan, menyatakan Raudiah sebagai pasien hamil kembar.
"Dokumen-dokumen USG ini yang harus dijelaskan pihak rumah sakit. Termasuk surat pengantar sebelum operasi dari Rumah Sakit Harapan Jayakarta yang juga menyatakan hamil kembar," katanya.
Arist berharap, Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Ikatan Dokter Indonesia memeriksa semua dokumen hasil USG Raudiah, serta menjelaskannya secara terang bederang. Arist juga memutuskan pada hari ini melaporkan kasus Raudiah ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur.
"Karena ada ancaman (tuntutan) yang diterima keluarga, kita harus ke Polres Jakarta Timur," katanya.
Sebelumnya, kasus dugaan hilangnya bayi Raudiah terungkap saat ia mengadu ke kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Rabu (15/6/2016). Raudiah yang punya bukti hasil pemeriksaan USG dari Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu, USG Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, termasuk RS HJ, menyatakan bahwa ia hamil gemeli.
Tapi setelah operasi sesar ia kaget karena hanya menerima satu bayi. Pihak rumah sakit menurutnya menyatakan bahwa ia memang hanya punya satu bayi. Namun, saat mencoba bertanya, Raudiah mengaku dimarahi dan dikatai salah satu asisten dokter. Ibu Raudiah, Kursia juga pernah mengalami hal yang sama.
Dokter dan pejabat rumah sakit menurutnya mengancam akan menuntut balik bila membawa masalah tersebut ke hukum. Raudiah kini mendapat pendampingan atas kasusnya dari Komnas PA.