TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 17 kelompok relawan Jokowi ambil sikap mencari figur yang dianggap punya kekuatan melawan petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pilgub DKI.
Pengamat Politik dari Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Sunanto melihat gerakan itu terjadi karena belum munculnya partai politik yang mampu menghadirkan penantang bagi Ahok dalam Pilkada DKI 2017.
Alhasil, kata dia, berhadap-hadapanlah masing-masing relawan baik pendukung Ahok dan Jokowi disisi penantang pertahana di DKI.
"Fungsi parpol yang sampai sampai saat ini belum menghadirkan penantang Ahok akan menghadirkan perang masyarakat pendukung, dengan bukti munculnya relawan Jokowi untuk berupaya mendorong kandidat dalam rangka menantang Ahok," ujar Sunanto kepada Tribun, Kamis (23/6/2016).
"Kan seharusnya upaya itu ada di partai politik, seharusnya gerakan relawan-relawan itu menjadi autokritik kepada parpol bahwa gerakan seperti ini akan melemahkan fungsi parpol," lanjut Sunarto mengkritisi munculnya gerakan politik dari para relawan Jokowi pada Pilpres lalu.
Dia juga mengingatkan kepada relawan Jokowi yang akan mencari penantang untuk Ahok, bahwa mereka mempunya irisan yang kuat dengan relawan Ahok.
Selain itu dia ingatkan pula, bahwa gerakan politik para relawan Jokowi tidak akan signifikan dalam pertarungan Pilkada DKI. Karena sama saja tidak punya artinya jika tanpa ada partai politik di dalamnya.
"Yang harus dihadirkan fungsi dan kekuatan partailah yang harus ditunjukkan di Jakarta ini agar memperjelas posisi," jelasnya.
Menurutnya pun, "perang-perang" antar relawan di Jakarta akan bersifat maya. "Siapa yang menguasai media maka relawan itu yang akan menang mendorong kandidatnya memenangkan kontistasi," katanya.