TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sedikitnya 28 kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan palsu dari tujuh Kepala Keluarga (KK) beredar di Puskesmas Koja, Jakarta Utara.
Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Zaenal Abidin bersama Kasudin Kesehatan Jakarta Utara meninjau Puskesmas Koja, Kamis (4/8/2016).
"Kami sudah berkordinasi dengan Kepala BPJS dan Kepala Puskesmas ternyata kartunya sudah di fotocopy," kata Zaenal di Puskesmas Koja, Kamis siang.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan pihaknya, Zaenal akhirnya mengetahui pembuat kartu BPJS kesehatan palsu itu dari seorang mantan Ketua RT.
"Memang sempat ada yang datang berobat ada satu orang namanya Suharjono dan istrinya. Mereka bawa kartu yang palsu, lalu nomor di kartunya tidak terdaftar, jadi ketauan ada pemalsuan kartu," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Koja Lysbeth Panjaitan mengungkapkan kartu BPJS palsu tersebut dapat diketahui karena nomor kartunya tidak terdaftar saat pengecekan.
"Ketahuannya saat pengecekan kartu dengan mesin picer, BPJS nya diketahui palsu karena nomer kartunya tidak terdaftar," ujarnya.
Lysbeth menuturkan pihaknya melakukan pengecekan lanjut tingkat kelurahan, namun nomor registrasi tersebut tidak terdaftar sebagai pengguna BPJS yang sah.
"Kami melakukan pengecekan kembali ke Kepala Puskesmas Kelurahan, dokter Nita, pas dicek dari KTP juga gak terdaftar," ujarnya.
Ia menerangkan, korban harus membayar Rp 80 ribu untuk membuat kartu pada mantan ketua RT tersebut.
Pihaknya mengetahui pembuatan kartu BPJS palsu itu dari pengakuan pelaku pada keesokan harinya jika kartu tersebut dibuat di sebuah kios percetakan di Jakarta.
"Keesokannya baru dia mengaku jika kartu itu dicetak di percetakan," katanya.
Sebelumnya, kasus serupa pernah ditemukan di Cimahi, Jawa Barat dan di wilayah Jakarta Barat beberapa waktu lalu.