News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Pengamat: Ahok Sulit Dikalahkan Kalau Calon Lawannya Sandiaga Uno atau Yusril

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersiap mengikuti sidang lanjutan di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (31/8/2016). Sidang lanjutan tersebut beragendakan perbaikan permohonan uji materi Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sulit dikalahkan oleh Sandiaga Uno atau Yusril Ihza Mahendra dalam Pilkada DKI 2017.

Dengan demikian, menurut Ade, tidak akan ada masalah siapapun yang akan mendampingi Ahok dalam Pilkada DKI mendatang.

Apakah Ahok akan didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ataupun Heru Budi Hartono.

"Dengan siapapun Ahok disandingkan, Ahok sulit untuk dikalahkan kalau calon lawannya adalah Sandiaga Uno atau Yusril," ujar Ade kepada Tribunnews.com, Kamis (1/9/2016).

Dia melihat hingga kini elektabilitas Ahok jauh di atas lawan-lawannya. kecuali dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Sehingga menurutnya, mengherankan sekali kalau PDI-Perjuangan sampai sekarang masih tetap tarik ulur dalam hal dukungannya pada Ahok.

Sebelumnya, Ketua Tim Pemenangan Ahok untuk Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017, Nusron Wahid mengatakan, saat ini sudah ada sejumlah opsi untuk menentukan calon wakil gubernur bagi Ahok.

Opsi pertama disiapkan apabila PDI-Perjuangan bergabung dengan koalisi.

"Soal wakil, kalau PDI-P gabung arahnya ke Pak Djarot (Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang juga kader PDI-P)," kata Nusron di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (1/9/2016).

Nusron mengatakan, Ahok bersama tim pemenangan saat ini terus melakukan komunikasi intensif dengan PDI-P. Namun hingga kini belum jelas apakah Partai berlambang banteng itu akan ikut mendukung Ahok.

Oleh karena itu, tim pemenangan menyiapkan opsi kedua. Jika PDI-P tidak bergabung, Ahok kemungkinan akan dipasangkan dengan Heru Budi Hartono, yang sempat digadang-gadang menjadi cawagub saat Ahok berniat menempuh jalur independen.

"Kemungkinan besar tetap Pak Heru," ucap Politisi Partai Golkar ini.

Nusron menyadari 23 kursi DPRD dari Partai Golkar, Hanura, Nasdem sudah mencukupi untuk mengusung Ahok sebagai calon gubernur.

Namun, saat ini pihaknya masih memberikan kesempatan bagi PDI-P untuk memikirkan apakah bergabung dengan koalisi pendukung Ahok atau mengusung calon lain.

"Bukan ngarep PDI-P gabung. Tapi kami menghormati kebersamaan. Kami tunggu PDI-P," ucap Nusron.

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto sebelumnya menjelaskan, pihaknya masih belum mengambil keputusan mengenai siapa calon gubernur yang akan diusung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Menurut Hasto, DPP PDI-P masih akan melakukan pemetaan politik terkait Pilkada DKI 2017.

Hal ini dilakukan dengan mendata demografi dan rekam jejak pemilu dari cagub yang akan diusung dalam Pilkada DKI.

"Kehadiran Pak Djarot dan Pak Ahok di kantor DPP PDI-P pada 17 Agustus merupakan hal positif, tapi apakah berujung rekomendasi, ya kita lihat dinamika ke depan," ujar Hasto, Selasa (30/8/2016).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini