TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA SELATAN - Kabid Humas Polda Metro Kombes Awi Setiyono melakukan rilis barang bukti di lokasi kejadian perampokan dan penyanderaan. Dan ditemukan hal heboh baru, Sabtu (3/9/2016).
Seperti mengutip tayangan Breaking News Kompas TV yang menyiarkan secara langsung peristiwa tersebut di akhir rilis Kombes Awi menunjukkan empat benda.
Benda ini menjadi hal heboh baru setelah fakta sebelumnya kalau pelaku menangis hingga minta mie instan.
Dari empat benda tersebut dua kertas bertuliskan huruf tertentu dan dua bungkusan kantung kain bertali warna merah dan putih.
Kombes Awi tak menyatakan atau mengidentifikasi benda tersebut sebagai jimat.
"Ya kami hanya menemukan benda ini, sambil menunjukkan benda tersebut," ujarnya setelah ditanya oleh awak media apakah benda tersebut jimat.
Namun dari wujudnya karena benda tersebut tak memiliki fungsi lain, kemungkinan benda tersebut adalah jimat meski belum dipastikan oleh dua pelaku.
Dari rilis oleh Kombes Awi peralatan-peralatan yang ditemukan sangat mengejutkan.
Tak hanya barang bukti pistol non organik jenis Walther kaliber 32 dengan tujuh butir peluru yang mengejutkan namun banyak peralatan lain yang memunculkan dugaan baru.
Dalam rilis tersebut kombes Awi tak bisa menunjukkan pistol karena dibawa ke Polda Metro Jaya bersamaan dengan dua orang pelaku.
Beberapa peralatan yang dirilis pihak kepolisian antara lain, dua pasang sepatu.
Ada empat topeng kain hitam, jaket kulit yang sobek diduga sobek saat memanjat tembok.
Tali panjat tebing dan jangkar, satu buah pisau belati bergerigi besar, teropong (keker), tas, tali plastik pengikat, lakban dan benda yang diduga sebagai jimat.
Kombes Awi menuturkan pihaknya masih mengembangkan kasus ini apakah pelaku memang hanya dua orang atau memiliki komplotan besar mengingat peralatan yang dibawa tampak lebih untuk kebutuhan komplotan.
Selain itu perampok sempat meminta kunci pagar pada pembantu, nah belum dipastikan apakah maksud dari permintaan ini apakah ada teman-teman komplotan yang bakal masuk.
Peristiwa lengkap perampok lapar yang dibikinkan mie instan
Seperti diberitakan Tribunnews.com sebelumnya dua perampok yang menyandera penghuni rumah akhirnya tertangkap, Sabtu (9/3/2016).
Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto kemudian menjelaskan secara detail runtutan peristiwa penyanderaan di rumah Asep Sulaiman di Jl Gedung Hijau, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Peristiwa tersebut menjadi hal yang menakutkan bagi penghuni rumah, bahkan anggota keluarga mengaku trauma dengan peristiwa itu.
Meski demikian di balik peristiwa perampokan dan penyanderaan tersebut ada kisah bagaimana pelaku seperti main drama atau sinetron.
Berdasarkan siaran langsung Kompas TV, diketahuia kalau pelaku perampokan menangis saat dikepung pihak kepolisian.
Pelaku AJ dan S meminta pemilik rumah untuk mengakui mereka sebagai anggota keluarga atau kerabat.
Bahkan pemilik rumah diminta menandatangani pernyataan yang mengatakan kalau peristiwa tersebut bukanlah perampokan namun persoalan internal keluarga.
Pelaku memohon-mohon dan menangis pada pemilik rumah, padahal bila dilihat ke belakang apa yang dilakukan sangat bertolak belakang.
Sadis, tak segan-segan bertindak kasar pada korban.
Keanehan lainnya pelaku mengaku lapar dan akhirnya minta makan.
Pembantu di rumah tersebut lalu membuatkan mie instan yang kemudian dimakan oleh pelaku.
Kisah ini berawal pada pagi hari saat pelaku AJ dan S membuntuti pembantu Asep Sulaiman.
Kedua pelaku kemudian memaksa masuk ke gerbang rumah Asep Sulaiman.
Si pembantu diminta paksa dompet dan handphone.
Terdengar pembantu menangis, Asep Sulaiman memergoki dan sempat mengintip aksi pelaku.
Saat masuk rumah Asep berhasil memukul pelaku dengan tangga tepat di paha namun aksi tersebut tak menghentikan pelaku.
Bermodalkan sebuah senjata api merek Walter dua pelaku mengancam dan menyandera pemilik rumah yakni Asep Sulaiman, Euis (sang istri), Shakira (anak Asep) serta pembantu.
Sempat terdengar tembakan bersahut-sahutan seperti terdengar saat siaran langsung dan beberapa warga juga menuturkan hal yang sama.
Namun Kapolda menegaskan kalau itu bukanlah suara tembakan melainkan suara kaca jendela yang dirusak.
Penyanderaan selesai dengan mudah karena pelaku yang diketahui asal Solo ini menyerahkan diri. (*)