Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tersebar video yang cukup menghebohkan. Pada video memperlihatkan percakapan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan bos Grup Artha Graha Tommy Winata.
Video berdurasi tiga menit 47 detik. Video diberi judul 'Terbongkar Pembicaraan Ahok dengan Tomy Winata'. Ahok merasa video yang diunggah oleh pihak tertentu dipotong. Sebab, Ahok merekam video secara utuh, kemudian diunggah ke-YouTube.
"Tidak usah fitnah-fitnah. Video Tommy Winata itu, saya upload ke-YouTube. Jadi jangan tulis ditemukan fakta, terus dipotong-potong kalimatnya," ucap Ahok kesal di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (6/9/2016).
Ahok menjelaskan, dalam percakapan, Tommy mengajukan proposal kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Proposal bahwa perusahaan Tommy ingin mengelola bakau di Pantau Indah Kapuk.
Tommy mempresentasikan keberhasilan perusahaannya mengelola bakau di Lampung sebagai pertimbangan. Pemprov DKI Jakarta belum mengeluarkan izin kepada Tommy untuk mengelola.
"Tommy mempertontonkan kemampuan dia mengelola hutan bakau di Lampung. Itu konteksnya. Saya belum berikan izin. Karena kemampuan dinas kami masih mampu mengelola," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Berikut percakapan video antara Ahok dengan Tommy Winata (TW) pada video tersebut.
TW: (teks di layar TW punya pulau 60 ribu hektare)
TW: Setiap tahun kira-kira saya 200, jadi saya lisensi (?) 243 dolar
Ahok: berapa pegawai mesti keliling itu?
TW: 300. Menguasai 60 ribu hektare
Jadi saya bercanda sama Pak Kostrad, sama Panglima TNI Pak Moeldoko, 'Bos, Bapak punya 60 ribu hektare dijaga dua batalyon, botak. Gua punya hutan dijaga 200 orang, satpam lagi, beres itu.
Sama lautnya 60 ribu hektare itu
(layar: satpam dipersenjatai senjata laras pendek)
Ahok: dipersenjatai semua?
TW: shootgun. Kali ini mau Pilpres kan. Anak buah saya pegang senjata, Pak. Wajib membunuh, wajib membunuh kalau kaca saya pecah, orang saya luka. Dan saya pikul masuk penjara.
'Kamu harus bangga dong saya masuk penjara?' 'Bangga, sudah.'
Ahok: Kita kalau minta Monas beresin sama itu sekalian, hehehe...
Suara perempuan: Nah sekarang Tanjung Benoa ini ya?
TW: Maksudnya kalau pegang senjata enggak boleh nembak, percuma. Karena kita enggak pakai peluru karet, semua kita kasih peluru besi (?). Pokoknya kalau dia pecahin kaca, orang kita luka, maka bunuh. Saya yang tanggung jawab. Sama Kapolresnya saya ngomong, sama Panglima saya ngomong.