TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat mengatakan Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 merupakan suatu ujian demokrasi bagi warga Jakarta.
Jakarta sebagai ibu kota merupakan kota percontohan negara.
Masyarakat Jakarta, kata Djarot, akan diuji apakah benar-benar sudah menerapkan ideologi bangsa, yakni pancasila.
Sebab, calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok merupakan sosok beretnis minoritas, yaitu Tionghoa.
Selain itu, Ahok yang beragama non muslim akan maju di Jakarta yang mayoritas warganya muslim.
"Kita akan uji, apakah masyarakat Jakarta sebagai miniatur Indonesia sudah benar-benar melaksanakan pancasila di dalam sikap dan perilaku hidup," ujar Djarot di kantor DPP Nasdem, Jalan RP Suroso Nomor 42, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2016).
Karena bila terwujud, kata Djarot, maka Indonesia akan melampaui demokrasi Amerika Serikat yang sudah lebih dulu merdeka pada 4 Juli 1776.
Sementara, Indonesia merdeka sejak 17 Agustus 1945, tapi sudah bisa memilih pemimpin yang berbeda dari mayoritas Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan warganya.
"Kita bisa melampaui Amerika Serikat yang membutuhkan 200 tahun," kata mantan Wali Kota Blitar tersebut.
Djarot pada kesempatan yang sama, mengakui masa kepemimpinan dirinya dengan Ahok memiliki banyak kekurangan.
Pembangunan Jakarta membutuhkan waktu yang lebih dari lima tahun, semisal moda transportasi berbasis rel.
"Tentunya masih banyak yang belum selesai. Di dalam perjalanan ini, kami menyadari ada kelemahan. Oleh sebab itu, kalau ada kelemahan sampaikan kepada kami untuk memperbaiki," kata Djarot.