Meski tidak secara serta merta mengambil pasar pasangan Ahok-Djarot, namun, kata Yunarto, keduanya mempunyai kekuatan yang hampir berimbang.
"Kalau berdasarkan dari berbagai macam survey, dua kekuatan ini berimbang, baik dari sisi politik, elektabilitas dan target market kampanye," ujarnya.
Head to head tersebut juga dinilai akan lebih menarik jika keduanya sama-sama beradu konsep untuk membangun Jakarta, sehingga, lanjutnya, pencerdasan politik bagi masyarakat akan terbangun dengan sendirinya.
Sebagaimana diketahui selain dari PDI-P, pasangan Ahok-Djarot juga didukung oleh Partai Golkar, Hanura dan Nasdem yang sudah terlebih dulu menyatakan dukungannya ke Ahok.
Dengan dukungan empat partai, pasangan ini mengantongi 52 kursi DPRD DKI. Sementara syarat untuk mendaftar ke KPU hanya 22 kursi.
Kini, tinggal Gerindra, Demokrat, PPP, PKB, PAN dan PKS yang belum mempunyai calon atau pun koalisi definitif untuk Pilkada DKI.
Dari keenam partai, tak ada satu pun yang mempunyai kursi cukup untjk mengusung calon sendiri.
Sementara pendaftaran melalui jalur parpol akan ditutup pada 23 September mendatang.