Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerindra dan PKS menjadi kubu paling akhir dalam menentukan pasangan calon yang akan diusung dalam Pilkada DKI 2017.
Ke dua partai tersebut baru mengumumkan pasangan calon lima jam menjelang batas akhir pendaftaran pasangan calon, Jumat (23/9/2016).
Lamanya penentuan pasangan calon dikarenakan adanya tarik menarik posisi yang akan mengisi calon gubernur.
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bersikukuh menginginkan jika Calon Gubernurnya adalah Sandiaga Uno.
Sementara Anies sendiri menolak dipasangkan apabila hanya sebagai Calon Wakil Gubernur.
Ketika ditanyakan hal tersebut Anies sendiri tersenyum.
Sebelum berangkat ke KPUD DKI, Anies menjawab diplomatis pertanyaan tersebut.
Ia mengatakan proses pencalonan memang sangat panjang.
"Penentuan itu memang sangat panjang, prosesnya ya," ujar Anies kepada Tribunnews.com
Anies sendiri dikabarkan sempat menolak pinangan partai Gerindra dan PKS lantaran diposisikan sebagai Calon Wakil Gubernur.
Ia berpandangan tingkat keterpilihannya kecil apabila diposisikan sebagai calon wakil gubernur.
Ketika ditanyakan hal tersebut, dari dalam Mobil SUV hitam yang membawanya ke KPUD, Anies hanya tersenyum dan tidak menjawabnya.
Sementara itu ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf al Jufri tidak membantah adanya tarik ulur antara pengisi kursi Calon gubernur dan wakil gubernur.
Tarik ulur tersebut untuk mencari formulasi terbaik agar dapat memenangkan Pilkada.
"Tentunya semua simulasi kita lakukan, yang mana yang tingkat keterpilihannya tinggi," katanya kepada Tribunnews usai pengumuman pasangan calon.
Namun, menurut Segaf tarik ulur itu tidak hanya antara Sandiaga dan Anies Baswedan.
Melainkan melibatkan 10 nama kandidat yang sebagian merupakan kader PKS.
"Ada 10 nama dalam proses yang kita lakukan sejak kemarin," katanya.
Dua nama yang santer dibahas yakni Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera dan Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo.
Nama Yoyok bahkan sempat dibahas hingga Jumat pukul 01.00 WIB.
Dalam pembahasan dengan petinggi PKS tersebut namanya Yoyok kemudian tergeser kembali oleh Anies.
Berharap dapat lunak, Anies dipanggil ke kediaman Prabowo Subianto.
Mantan Menteri pendidikan dan Kebudayaan tersebut kemudian tiba pada pukul 01.20 WIB.
Kurang lebih dua jam Anies berada di kediaman Prabowo Subianto.
Sumber Tribunnews mengatakan jika dalam dua jam pertemuan tersebut belum juga ada titik temu antara Anies dan Gerindra.
"Belum ada kesepakatan untuk mengisi Cagub dan Cawagub," katanya.
Menjelang subuh Anies kemudian keluar dari rumah Prabowo dengan muka tertekuk.
Ia tertunduk dan masuk ke dalam mobil dengan tergesa-gesa.
Kepada wartawan ia mengatakan kepastian pasangan calon yang akan diusung baru akan diketahui Jumat siang.
"Nanti, besok ya tunggu pengumumannya saja," kata Anies.
Hingga Jumat siang belum ada keputusan final siapa yang akan mendampingi Sandiaga Uno.
Bahkan menjelang sore Prabowo Subianto meminta PKS memanggil kader perempuannya untuk dipasangkan dengan Sandiaga.
Infonya kader tersebut adalah Ledia Hanifa Amalia.
"Politik itu kan seni, kemungkinan berubahnya ada. Bahkan satu jam lalu satu kader perempuan PKS diminta segera datang ke Kertanegara ini oleh Pak Prabowo," kata Juru Bicara PKS Mardani Ali Sera di kediaman Prabowo, Jumat sore.
Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf al Jufri kembali mengatakan pembahasan pasangan calon hingga hari terkahir untuk menemukan pasangan yang terbaik.
Termasuk kemudian hingga terpilihnya Anies Baswedan.
"Sekali lagi saya katakan, semua calon kita bahas agar kita bisa menang," katanya.