Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anies Baswedan pernah menyebut Prabowo Subianto didukung mafia pada Pemilihan Presiden 2014 lalu. Tapi, kini keduanya bekerjasama pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.
Anies menjadi tim juru kampanye Joko Widodo saat Pemilihan Umum Presiden 2014. Jokowi saat itu, merupakan pesaing Prabowo Subianto.
Praktis, Anies bersebrangan mengenai keputusan politik pada masa itu. Bahkan, Anies pernah mengungkapkan pernyataan yang tidak mengenakkan terhadap Prabowo saat Pilpres 2014.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Anies saat itu menyebut Prabowo-Hatta didukung oleh kelompok mafia seperti dugaan kasus korupsi migas, haji, impor daging, Alquran, dan lumpur Lapindo.
Pernyataan tersebut disampaikan Anies saat konfrensi pers penyampaian program Jokowi-JK, di Hotel Holiday Inn, Bandung, Kamis 3 Juli 2014.
Kata Anies, kalau ingin menyelesaikan masalah tersebut, Jokowi-JK adalah jawabannya.
Tapi, politik memang cair. Kini, Anies maju pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 melalui partai politik yang dipimpin oleh Prabowo Subianto, Gerindra.
Menanggapi itu, Anies mengatakan, dia diundang untuk mengikuti proses pemilihan gubernur oleh Prabowo.
"Ini pencalonan gubernur, dan pencalonan gubernur ini saya diundang untuk mengikuti proses pemilihan gubernur," ujar Anies seusai menjalani tes psikologi sebagai calon gubernur di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu (25/9/2016).
Anies berpendapat, maju melalui partai politik mana pun sama saja. Karena dilandaskan dengan Pancasila, Undang-undang Dasar, dan berada dalam sistem politik Indonesia.
"Itu sama. Karena kita bicaranya untuk Jakarta. Ketika saya diundang, saya nyatakan siap," kata mantan Menteri Pendidikan tersebut.
Begitu ditanya sempat memiliki pandangan politik yang berbeda dengan Partai Gerindra pada Pilpres 2014, Anies hanya membalas dengan senyuman dari dalam mobil, yang di sampingnya ada calon Wakil Gubernur Sandiaga Salahudin Uno.
Anies dan Sandiaga merupakan pasangan calon yang maju di Pilkada diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.
Setelah menjalani tes psikologi, pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dijadwalkan untuk menjalani tes bebas Narkotika dan Obat-obatan di kantor Badan Narkotika Nasional, Cawang, Jakarta Timur.