Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terdakwa kasus dugaan suap pembahasan Raperda Reklamasi, Mohamad Sanusi memprediksi, pertarungan Pilkada DKI 2017 akan berlangsung dua putaran.
Bekas politikus Partai Gerindra ini menilai, tak ada pasangan calon yang mampu meraih 50 persen suara. Apalagi, dalam UU Pilkada, khusus Pilkada DKI 2017 wajib meraih suara 50 persen plus satu.
"Tidak seperti di daerah lain yang 30 persen atau 20 persen bisa jadi (menang). Di sini (DKI) tidak. Dan saya yakin ini dua putaran," kata Sanusi kepada wartawan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (26/9/2016).
Menurutnya, bakal pasangan calon petahana Basuki Tjahja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat bisa kalah dalam Pilkada DKI 2017.
Terutama jika melihat elektabilitas Ahok saat ini hanya sekitar 42 sampai 45 persen.
"Rata-rata incumbent kalau mau menang elektabilitasnya harus di atas 50 persen. Itu yang sudah-sudah ya," kata Sanusi.
Alasan Sanusi memprediksi Pilkada DKI bakal dua putaran, karena dia menilai masyarakat Jakarta saat ini cerdas dalam menentukan pilihannya. Untuk itu, dia yakin Ahok-Djarot belum tentu memenangi pesta demokrasi Jakarta pada 2017 mendatang.
Apalagi, dia pernah menjadi bagian dari tim sukses pemenangan ketika Ahok masih berpasangan dengan Joko Widodo pada Pilkada 2012 silam, sehingga sedikit banyak tahu 'seluk-beluk' strategi Ahok.
"Rakyat Jakarta agak cerdas, tidak seperti daerah lain yang lebih primordial, ada patrialisme. Rakyat Jakarta cerdas. Saya pernah membawa Ahok sebagai calon Wakil Gubernur, saya sekretaris pemenangan waktu itu. Dan saya tahu bagaimana menyelesaikannya. Jadi saya tahu pola-polanya," kata Sanusi.