Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Bukit Duri yang masih bertahan di rumahnya, terlihat langsung mengemasi barang-barang mereka masing-masing.
Atik (46) menjelaskan dirinya masih bertahan karena dia dan keluarga membayar pajak dan mempunyai Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan mempunyai alasan karena telah mendiami rumah tersebut selama 40 tahun.
"Saya bayar pajak terus tiap tahun. Terus sekarang saya harus digusur, yang benar saja," tegasnya, Jakarta, Rabu (28/9/2016).
Namun begitu, dia yang selama ini mendiami rumah berlantai dua itu tetap mengemasi barang-barangnya karena sudah tidak mungkin lagi bertahan lebih lama karena penggusuran tetap terjadi.
Beberapa warga lainnya juga terlihat mengemasi barang-barang yang tersisa seperti pakaian, kasur dan peralatan elektronik.
Tidak banyak warga yang masih bertahan di wilayah Bukit Duri, Jakarta Selatan. Sebagian dari mereka sudah meninggalkan rumahnya jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan penggusuran.
Hal itu terlihat dari bangunan yang sudah kosong semenjak pelaksanaan penggusuran terjadi.
Camat Tebet, Muhlidin menjelaskan dari sekitar 300 kepala keluarga yang menempati kawasan Bukit Duri di pinggiran kali Ciliwung, hanya sekitar 50 kepala keluarga yang masih bertahan.
"Sekitar 50 saja yang masih berada disana. Sisanya sudah pindah dari kemarin," jelasnya saat dikonfirmasi.