News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gusur Bukit Duri, Ahok Bukan Pemimpin yang ''Jaim''

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto aerial permukiman warga di pinggir Kali Ciliwung di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Minggu (18/9/2016). Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Selatan masih mematangkan dan mengkaji gugatan yang dilakukan pihak warga Bukit Duri serta menunggu putusan dari Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terkait rencana pembongkaran kawasan itu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Pemenangan Gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI 2017, yaitu Nusron Wahid, menilai keputusan menertibkan kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, pada Rabu (28/9/2016) kemarin didasarkan pada kebutuhan jangka panjang masyarakat.

Nusron juga menilai, penertiban di Bukit Duri itu memperlihatkan Ahok sebagai tipe pemimpin yang tanpa pamrih, dengan tidak menghiraukan soal elektabilitas serta popularitas dirinya jelang Pilkada 2017.

"Buktinya, dia berbuat berdasarkan kebutuhan kekinian, bukan keinginan. Kalau seorang pemimpin mengedepankan sikap jaim atau jaga image, maka setiap melakukan sesuatu, selalu melihat faktor populis," kata Nusron dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (29/9/2016).

Nusron memberi contoh, seorang pemimpin yang tidak jaim jika dihadapkan pada pertimbangan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) maka harganya akan tetap dinaikkan.

Namun, kata Nusron lagi, rata-rata pejabat publik takut dengan kebijakan yang terkesan tidak populis sehingga memilih untuk tidak menaikkan harga BBM.

"Padahal itu lebih kepada kebutuhan fiskal yang tujuannya untuk menyehatkan ekonomi. Jadi, Pak Ahok memang lain. Kalau memang benar dan on the track, dia lakukan. Tidak peduli dengan politisasi lawan politiknya," kata Nusron.

Politisi Partai Golkar itu berpendapat, untuk memimpin Jakarta saat ini, yang dibutuhkan hanyalah kerja keras dan aksi nyata. Bukan jargon maupun kata-kata indah, apalagi sekadar pemimpin yang memiliki paras menarik.

"Jakarta ya butuh kerja nyata, meski tidak populer. Daripada sok populis, tapi tidak delivered dan masalah tidak teratasi," kata dia.

Nusron berharap, kebijakan Ahok yang menertibkan sejumlah wilayah di DKI Jakarta selama ini dapat dinilai secara positif.

Apa lagi jika wilayah yang ditertibkan turut andil dalam menghambat aliran air hingga menyebabkan banjir di Jakarta.(Andri Donnal Putera)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini