TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peristiwa mengerikan seorang ibu yang tega memutilasi anak kandung mengagetkan publik.
Suyadi Ketua RT 04/10 menjadi seorang yang menyaksikan kondisi korban bocah A umur satu tahun yang diduga dimutilasi ibu kandungnya.
Ia mengatakan, saat memasuki rumah kontrakan yang dihuni Aipda Denny S dan Mudmainah (terduga pelaku), ia melihat A tergeletak di kasur sedangkan Mudmainah duduk di sampingnya.
Menurut Suyadi, bocah laki-laki berusia satu tahun tidak bergerak dan ada beberapa bagian tubuhnya yang terpotong.
"Kondisinya sudah meninggal dengan kondisi terpotong, darah juga sudah kering. Bocah itu di kasur, emaknya juga di kasur, duduk pakai sarung doang," ujar Suyadi di rumahnya, Senin (3/10/2016) siang.
Suyadi tak melihat telinga kanan dan alat kelamin pada tubuh A.
Di sisi lain, ia melihat seperti potongan tubuh manusia di piring.
"Setahu saya kuping kanan sama kemaluan nggak ada (di badan). Itu semua sudah ditaruh, ada di piring," katanya.
Suyadi masuk ke rumah itu bersama ayahnda Mudmainah yang juga tinggal di wilayah Cengkareng Barat.
Mudmainah tidak berkata apapun saat ditanya oleh ayahnya maupun oleh Suyadi.
Dia bahkan menaruh jari telunjuk di bibir sebagai isyarat untuk tidak berbicara.
"Dia duduk, diam saja, merenung. Ditegur bapaknya diam saja kayak orang bisu," ujar Suyadi.
Warga menduga, Mud melakukan aksi sadis tersebut karena depresi.
Ibu muda yang memutilasi anak kandungnya, Mudmainah (28), selama sepekan terakhir kerap menunjukkan sikap ketakutan.
Namun keluarga dan tetangga tidak ada yang tahu apa yang membuat Mudmainah ketakutan.
Perubahan sikap Mudmainah ini dipaparkan para saksi kepada polisi yang menyelidiki kasus mutilasi tersebut.
"Untuk sementara, kami mendapatkan keterangan bahwa satu minggu ini, sikap Mud lain dari biasanya. Dia merasa ketakutan," ungkap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (3/10/2016).
Awi menambahkan, polisi telah menetapkan Mud sebagai tersangka kasus mutilasi terhadap anak kandungnya, A, yang berusia satu tahun.
Namun, Mud belum dapat dimintai keterangan karena masih syok.
"Tersangka belum bisa diperiksa. Dirujuk ke Rumah Sakit Polri di Kramatjati untuk menjalani pemeriksaan kejiwaan," tambahnya.
Sementara suami Mud yang juga ayah A, yakni Aipda Denny S, juga belum dapat dimintai keterangan. Aipda DS adalah anggota Subdit Provost Direktorat Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya.
Dia terguncang melihat darah dagingnya dimutilasi.
Aipda Denny S juga harus menjalani perawatan di RS Polri Kramatjati.
"DS belum bisa dimintai keterangan karena masih berduka, masih proses pemulihan di rumah sakit," ujar Awi.
Denny adalah orang pertama yang menemukan genangan darah yang mulai mengering, potongan tubuh anak kecil, dan sebilah pisau.
Pemandangan tak lazim itu ia jumpai di dekat tubuh Mudmainah yang sedang tidur di dalam rumah mereka, Minggu (2/10) sekitar pukul 19.40 WIB.
Denny juga menemukan KLS, anak perempuannya yang berusia sekitar 2 tahun, terluka pada telinga.
Sontak Denny pun berteriak-teriak minta tolong sehingga para tetangga berdatangan.
"Para tetangga berdatangan, termasuk Pak RT. Aipda DS kemudian diamankan di rumah Pak RT karena syok, begitu juga putrinya yang berumur 2 tahun," kata Awi.
Peristiwa mengerikan di rumah kontrakan atau rumah petak di Jalan Jaya 24, RT 04/10 Cengkareng Barat, Jakarta Barat, itu segera mengundang perhatian warga.
Tak lama kemudian, aparat Polsek Cengkareng dan ambulans yang dihubungi warga, tiba di lokasi kejadian. Polisi membawa Mudmainah ke rumah sakit.
Demikian pula jenazah A dan anggota tubuhnya yang telah terpisah.
Kombes Awi Setiyono menjelaskan, Mud merupakan istri DS dari pernikahan kedua. Mereka menikah secara sah setelah DS berstatus duda cerai.
"Kami mendapat keterangan seminggu terakhir istrinya memang ada kelainan dan merasa ketakutan. Terakhir, dia bertanya ke suaminya 'kamu nggak takut sama saya ya?'," ujar Awi.
Polisi belum tahu apa maksud kata-kata Mud tersebut. Informasi lain menyatakan, Mud juga menantang suaminya.
Padahal, sebelumnya, rumah tangga DS dan Mud dalam kedaaan baik-baik saja. "Itu data awal, nanti kami dalami," kata Awi.
Polisi menyatakan, pada Minggu malam, DS tiba di rumah sekitar pukul 19.40 WIB. Namun dia tidak bisa masuk lantaran rumah kontrakan berukuran 3x10 meter itu dikunci dari dalam.
Akhirnya, pintu didobrak dan dicongkel menggunakan obeng.
"Waktu itu ada tetangga yang menyaksikan. Setelah masuk ke rumah, DS melihat anak kedua, laki-laki berumur satu tahun sudah tak bernyawa. Sedangkan putrinya menangis ada luka di telinga," tutur Awi.
DS lalu berteriak minta tolong sehingga semakin banyak tetangga yang berkumpul di rumahnya.
Informasi lain menyatakan, peristiwa sadis di rumah Mudmainah diketahui para tetangga setelah anak sulungnya, KLS, lari keluar rumah sambil menangis ketakutan.
KLS yang terluka pada telinga memberi tahu kejadian di dalam rumahnya sehingga para tetangga masuk ke rumah dan menemukan Mudmainah dalam keadaan telanjang.
Selain itu, mereka juga menemukan A yang sudah tak bernyawa. (tribunnews/glery/warta kota)