TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi unjuk rasa sekaligus mogok operasi yang dilakukan oleh para driver Go-Jek, sepanjang hari ini, Senin (3/10/2016), menyebabkan pelayanan Go-Jek amburadul.
Akibatnya, penumpang memilih untuk beralih ojek online, beberapa lainnya berganti moda transportasi.
Pelanggan Go-Jek, Riri (16) siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 98 Kalisari ini termasuk yang kecewa.
Setiap hari selalu menumpang Go-Jek untuk berangkat dan pulang sekolah dari rumahnya di bilangan Centex, Ciracas, Jakarta Timur itu kini terpaksa beralih menggunakan Grab Bike.
Bukan karena lebih murah ataupun pelayanan yang sangat baik, pilihan untuk menumpang Go-Jek dianggapnya paling tepat lantaran banyaknya driver yang beroperasi.
Sehingga tidak harus menunggu lama, seperti pada ojek online lainnya.
"Kalau saya sih biasanya naik Go-Jek, tapi karena nggak ada-ada yang ngambil, saya terpaksa deh download Grab Bike. Pantesan dari pagi-pas berangkat sekolah nggak ada yang ngambil order, padahal di peta itu banyak Gojeknya (driver-red), oh ternyata lagi pada demo ya," ungkapnya ditemui Warta Kota, sepulang sekolah.
Tidak hanya Riri, Restu M (23) warga Poltangan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pun mengaku terlambat berangkat ke kantor karena pesanan Gojek yang dimintanya tidak kunjung direspon. Atas hal tersebut, dirinya mengaku kapok menggunakan jasa Gojek dan berencana beralih ke ojek online lainnya.
"Grab sama uber kan ada, rencananya saya mau coba salah satunya. Kalau soal harga, Gojek yang paling murah, tapi nggak apa-apa deh, dari pada kejadian lagi kayak tadi pagi," ungkapnya sembari menunjukkan aplikasi Grab yang baru saja dipasang dalam ponselnya.
Seperti diketahui sebelumnya, buntut aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan anggota Gojek dari seluruh kordinator wilayah (korwil) Jabodetabek salah satunya adalah larangan anggota Go-Jek untuk beroperasi sepanjang hari ini, Senin (3/10/2016).
Imbauan tersebut tidak hanya disebarkan melalui grup media sosial, tetapi juga lewat aksi sweeping masing-masing korwil Gojek di jalan.
Larangan untuk beroperasi tersebut disampaikan oleh sejumlah anggota Gojek yang ditemui Warta Kota di sekitar kantor Gojek di Jalan Kemang Timur Dalam, Mampang, Jakarta Selatan merupakan bentuk solidaritas atas penolakan sistem baru yang ditetapkan kantor Gojek, khususnya penilaian target performa atau intensif anggota.
Berlandaskan kebijakan tersebut, seluruh korwil disebutkan telah menjaring seluruh driver Gojek di jalan, baik individu maupun yang tergabung dalam chapter atau ranting dari korwil. Seluruh driver yang terjaring kemudian diajak untuk turut melakukan unjuk rasa, beriringan mendatangi kantor Gojek.
Penulis: Dwi Rizki