TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otto Hasibuan, kuasa Hukum Jessica Kumala Wongso, menilai tuntutan 20 tahun penjara dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) kepada kliennya sangat mengada-ngada.
Oleh karenanya tuntutan tersebut, menurut Otto, sangat tiak layak.
"Apa bedanya satu hari dengan 20 tahun, bagi kita sama saja. Satu hari pun sebenarnya tidak layak," ujar Otto usai sidang di pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2016).
Alasannya, menurut Otto, dalam materi tuntutan yang dibacakan Jaksa, tidak ada satupun bukti yang mengarah jika Jessica menaburkan racun ke dalam Es Kopi Vietnam yang diminum Wayan Mirna Salihin.
Adapun rangkaian kronologis berdasarkan keterangan saksi dan bukti, yang dibebeberkan Jaksa dalam materi tuntututan tidaklah benar.
"Karena tidak ada bukti. Saya sangat, prihatin melihat Jaksa karena banyak sekali yang ditambah-tambahkan. Dan banyak juga yang dikurang-kurangi," paparnya.
Salah satunya mengenai 5 gram sianida yang menurut Jaksa ditaburkan Jessica ke dalam gelas kopi Mirna. Jaksa menyimpulkan 5 gram sianida tersebut diambil Jessica dari tas yang dibawanya lalu dimasukan ke dalam gelas kopi.
Kesimpulan Jaksa tersebut berdasarkan keterangan saksi AKBP Mohhamad Nuh Al Azhar yang merupakan ahli digital forensik Mabes Polri.
"Saya enggak habis pikir ya dari mana jaksa mengambil 5 gram itu. Jutaan orang penduduk Indonesia menonton, rekaman itu ada. Kalau sampai jaksa mengatakan 5 gram itu ada, berarti dia pegang barang itu dong, dia timbang barang itu," katanya.
Selain itu dalil tuntutan yang tidak sesuai dengan materi persidangan selama ini adalah adanya Berita Acara Pemeriksaan (BAP) atas nama Lia yang merupakan petugas pemberi formalin. Padahal BAP tersebut tidak pernah dibacakan sama sekali.
"Kapan dibacakannya Lia itu? Selain itu ada juga di dalam kesimpulan ada yang mengatakan pipinya (Mirna) merah, padahal itu dikasih perona merah (blushon make up). Itu dari visum Et repertumnya. Tapi tidak disebutkan peronanya, hanya disebut merah saja," pungkasnya.