News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Ketika Anies Diminta Menghentikan Reklamasi Pulau

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, belusukan di kawasan permukiman padat penduduk, di Kampung Waru Doyong, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (16/10/2016).

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bakal calon gubernur Jakarta, Anies Baswedan hadir dalam acara dialog yang diselenggarakan oleh Forum Diskusi Insan Cita Sejahtera Korps Alumni HMI (Kahmi) di Pancoran, Jakarta, Rabu malam (19/10/2016).

‎ Dalam dialog yang dihadiri sesepuh alumni HMI diantaranya Fahmi Idris, Fuad Bawazier, Afni Achmad, Musni Umar, dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kahmi Subandrio, Anies Baswedan mendapat dukungan dari sejumlah Elemen Masyarakat Jakarta.

Mulai dari‎ pengusaha, ulama, cendekiawan, perwakilan BEM se-DKI, buruh, nelayan, korban penggusuran, RT/RW, dan aktivis pergerakan.

Dalam dialog tersebut Anies Baswedan sempat mendengarkan aspirasi dari salah seorang nelayan Kamal Muara, Jakarta Utara.

Kepada Anies, nelayan bernama Basri tersebut menceritakan jika hidupnya semakin sulit karena adanya rekalamasi Pulau G. Hasil tangkapan ikan semakin berkurang, dan lokasi untuk menjaring ikan semakin jauh karena adanya pulau buatan itu.

"Pak Anies, pulau reklamasi itu jaraknya cuma enam meter dari daratan, kalau pak Anies jago berenang, bisa sampai tanpa harus menaiki kapal," kata Basri.

Ia meminta Anies Baswedan menghentikan proyek reklamasi bila terpilih menjadi gubernur Jakarta. Lantaran menurutnya, keberadaan pulau buatan tersebut telah menghilangkan mata pencariannya.

"Saya berjanji pak Anies, kalau proyek itu (reklamasi) dibatalkan, saya akan kembali mencari ikan sendiri, menghidupi keluarga lagi, saya mohon pak Anies," katanya

Dengan suara terbata-bata, Basri juga meminta Anies Baswedan membatalkan penggusuran wilayah Kamal Muara di pantai utara Jakarta. Kamal Muara memiliki nilai historis bagi Basri karena ia lahir dan tumbuh di sana.

"Saya gemetaran pak mendengar Kamal Muara mau digusur. Saya tidak bisa lagi melihat sekolah saya dan tempat main saya" katanya.

Selain itu Basri menambahkan, bila Kamal Muara digusur maka mata pencaharian ibunya ditempat pelelangan ikan akan hilang. Ibunya selama imengais rezeki di tempat pelelangan ikan Kamal Muara itu.

"Bila Kamal Muara digusur tempat pelelangan ikan juga digusur, padahal di situ selama ini ibu mengais rezeki, cuma seribu-dua ribu rupiah," paparnya.

Kamal Muara merupakan kampung di pesisir utara Jakarta yang rencananya akan digusur karena terkena dampak rencana pembangunan tanggul laut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini