TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juni 2015 silam, Sultan Azanah (22) pelaku teror dan penyerangan tiga anggota polisi saat bertugas di Pos Lalu Lintas Cikokol, Tangerang Kota menimba ilmu di sebuah pondok pesantren di Ciamis, Jawa Barat.
Bahkan kedua orangtua serta kakak Sultan pada Oktober 2015, sempat menyusul ke Ciamis dan mengajak Sultan untuk pulang, sayangnya kala itu Sultan malah melarikan diri.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar menuturkan hanya sekitar empat bulan yakni Juni-Oktober 2015, Sultan intens berinteraksi dengan orang-orang di pondok pesantren itu.
Bahkan pada Juni 2015, Sultan bersama Fauzan Al Anshori, ā€ˇpimpinan pondok pesantren sempat mengunjungi napi teroris, Maman Abdurrahman di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
"Di sana, SA (Sultan) interaksi dengan kelompok ini, Sultan bergabung dengan sel jaringan Maman Abdurrahman yang merupakan kelompok JAD," ujar Boy Rafli Amar, Jumat (21/10/2016) di Mabes Polri.
Jenderal bintang dua ini meyakini data milik Polri didukung penelusuran dan pemeriksaan pada para saksi sudah cukup mengkonfirmasi bahwa Sultan bagian dari jaringan Maman Andurrahman.
"Penyidik sudah ke Ponpes Ansharullah di Dusun Sembung Jaya, Desa Mekarmukti, Cisaga, Ciamis. Ternyata Fauzan Al Anshori, pimpinannya sudah meninggal dunia. Dan pondok pesantren itu sekarang diserahkan ke masyarakat sekitar," ujar Boy Rafli Amar.