Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agung dan Aziz, dua rekan kerja Amir Papalia, wartawan Bharindo, mengungkap pengakuan temannya mengenai siapa pelaku pembunuhan Wayan Mirna Salihin.
Pengakuan tersebut disampaikan Amir pada saat bertemu dengan dua temannya itu di acara serah terima jabatan yang diselenggarakan di Mabes Polri.
"Dia bicara saya tahu pembunuh Mirna. Saya menjawab Amir apa bukti kalau ada bukti berupa foto atau video kita bersama-sama menemui bapak almarhum. Apa bukti itu bareng-bareng kita bawa ke Polda Metro Jaya," ujar Agung, kepada wartawan ditemui di kawasan Senayan, Senin (24/10/2016).
Amir mengklaim mempunyai bukti yang dapat mengungkap siapa pelaku pembunuhan Mirna. Setelah dicecar sejumlah pertanyaan, Amir mengaku dapat dari orang tua.
"Saya tanya orang tua itu siapa? Orang tua hebat saya berkesimpulan berarti paranormal. Kemudian, saya tegaskan lagi kalau begitu pak Amir Jangan sembarangan kita sebagai jurnalis harus jelas akurat dan akuntabel ternyata tidak ada bukti ternyata tidak ada bukti dan saya abaikan omongan itu," kata dia.
Berselang beberapa waktu kemudian, dia mendengar ada percakapan rekaman suara antara Amir dan penasihat hukum Jessica di sidang kasus pembunuhan Mirna beragenda pembacaan duplik yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, (20/10/2016).
Amir mengaku melihat suami Mirna, Arief Sumarko, bertemu dengan barista Cafe Olivier, Rangga Dwi Saputra, di kawasan Sarinah pada 5 Januari atau satu hari sebelum Mirna tewas.
Dia mengklaim, Arief Sumarko memberikan kantong plastik kepada Rangga.
"Waktu itu dalam duplik nya Jessica ada kata Pak Amir Papalia nah disitu saya kaget apa yang membuktikan pak Amir bisa seperti itu. Sedangkan saat bercerita saya di Mabes Polri di masjid tidak ada buktinya justru percaya pada orang tua," kata dia.
Sementara itu, Aziz membenarkan apa yang diungkap Agung. Namun, dia tak mempercayai ucapan Amir.
Dia menilai sebagai jurnalis seharusnya ada fakta dan bukti konkrit.
"Akhirnya, saya cuekin karena kita akan berbicara tak berdasarkan duga-dugaan harus sesuai bukti dan fakta. Saya tahu siapa pak Amir. Dia memang wartawan Bharindo, tetapi tak fokus sepenuhnya kepada Bharindo. Punya pekerjaan banyak lainnya contohnya calo penerimaan pegawai," tambahnya.