Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemasangan ubin penunjuk jalan untuk menuntun tunanetra (yellow line) di sejumlah trotoar di Jakarta Barat, salah pasang. Para tunanetra bisa celaka apabila berjalan di sana.
Yellow line yang salah pasang itu terlihat di Jalan Pesanggrahan Raya dan Jalan Sangggrahan.
Yellow line ini memiliki dua petunjuk. Susunan ubin bergaris lurus untuk memberi isyarat kepada para tunanetra agar berjalan terus tanpa hambatan.
Lalu susunan ubin bulat-bulat memberi isyarat agar tunanetra berhati-hati, karena ada hambatan. Baik berupa persimpangan jalan, turunan, atau lokasi di mana mobil dan motor melintas.
Di Jalan Pesanggrahan Raya, yellow line dipasang amat berbahaya. Di lokasi di mana banyak mobil dan motor keluar masuk, kontraktor memasang yellow line dengan susunan garis lurus.
Salah satunya terlihat di depan gerbang masuk apartemen Puri Park View. Yellow line di sepanjang gerbang masuk dipasang yang bergaris lurus. Padahal di sana mobil dan motor keluar masuk dalam hitungan menit.
Selain itu yellow line juga ada yang dipasang sampai mengarah ke tiang-tiang listrik.
Di ujung tiang listrik baru yellow line dibuat mengitari tiang listrik. Hal ini bakal membuat para tunanetra.
Kemudian di yellow line pun banyak yang jadi tempat parkir mobil. Sehingga yellow line terputus. Hal ini bisa mengakibatkan tunanetra yang berjalan dengan panduan ubin itu kebingungan.
Anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), Aris Yohanes mengakui bahwa pemasangan yellow line seperti itu cenderung membahayakan para tunanetra.
Menurut Aris, masih banyak titik trotoar di Jakarta yang pemasangannya salah.
"Itu karena mereka (kontraktor) tak tahu cara pemasangannya," kata Aris ketika dihubungi wartawan, termasuk Wartakotalive.com, Selasa (1/10/2016) sore.
Aris mencontohkan, di kawasan Monas bahkan ada yellow line yang justru menyesatkan para tunanetra.
"Yellow line itu justru mengarahkan tunanetra untuk berjalan ke sebuah tiang. Jadi pada ke tiang semua berjalannya yang tunanetra," kata Aris.
Menurut Aris, semestinya saat pemasangan didampingi oleh perwakilan tunanetra yang lebih mengerti.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, mengatakan, sebaiknya segera dilaporkan ke Dinas Pekerjaan Umum Pemprov DKI Jakarta.
"Sebab itu menandakan kontraktornya tak becus," kata Alfred ketika dihubungi, sore ini.
Menurut Alfred, sebaiknya dilaporkan agar kontraktor tak mendapat bayaran dulu sebelum memperbaiki pemasangan yellow line tersebut. (*)