Polisi yang mendapat kabar itu, langsung meminta bantuan warga untuk memanggil korban ke rumahnya.
"Pak RT lalu menelepon pelaku agar pulang ke rumah. Setibanya di rumah, dia langsung diamankan penyidik," ujar Wiwin.
Kapolsek Tambun AKP Boby Kusumawardhana mengatakan, motif pembunuhan itu karena pelaku kesal soalnya kerap dicemburui oleh korban.
Pelaku yang bekerja sebagai ojek online ini, dicurigai memiliki wanita lain.
"Pendapatan pelaku belakangan ini terus menurun, korban lalu curiga dan marah-marah," kata Bobby.
Kesal karena kerap dimarahi sang istri, Ferhat tak mampu membendung amarah.
Secara spontan, dia lalu memukul kepala istrinya menggunakan martil yang ada di rumah.
Aksi pemukulan itu, kata Bobby, dilakukan secara spontanitas.
"Korban tewas di lokasi karena dipukul berkali-kali menggunakan martil," jelas Bobby.
Panik melihat sang istri tewas, Ferhat lalu mengubur sang istri ke pekarangan rumah. Anaknya Dafa saat tiba di rumah, terheran sang ibu tidak ada di rumah.
"Anaknya sempat bertanya keberadaan ibunya, tapi pelaku bilang sedang pulang kampung ke Garut, Jawa Barat," ungkap Bobby.
Menurut Bobby, cekcok itu sudah terjadi sejak Minggu (30/10) siang.
Saat itu, Najah kerap memarahi Ferhat karena pendapatannya selalu menurun.
"Puncaknya pas Senin (31/10) dia memukul kepala sang istri hingga tewas," jelasnya.
Hingga saat ini, ujar dia, pelaku masih diperiksa oleh penyidik di Mapolsek Tambun.
Sementara jenazah korban dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur untuk diotopsi.