TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Wali Kota Depok Mohammad Idris Abdul Shomad secara resmi melaunching program ketuk pintu untuk memberikan penyadaran bagi warga dan masyarakat Depok untuk melakukan pemilahan sampah dan pengelolaannya, di Balai Kota Depok, Jumat (4/11/2016).
Program ketuk pintu ini juga sebagai bentuk penyuluhan ke warga agar mengurangi penggunaan kantong plastik untuk mengurangi sampah plastik di Depok.
Dengan diluncurkannya secara resmi, maka sejumlah aparatur sipil negara Pemkot Depok akan mengunjungi rumah warga secara rutin satu persatu untuk mengajak melakukan pemilihan sampah.
Rumah warga yang disasar terutama adalah di wilayah di mana belum ada pemilahan sampah di tingkat RW di sana.
"Program ini mengajak masyarakat terlibat langsung dalam program menjaga kebersihan kota," kata Idris.
Sehingga nantinya ia berharap Depok mampu meraih Piala Adipura 2017 mendatang.
"Sumber sampah terbesar di Depok oini berasal dari rumah tangga. Karenanya kami menyasar langsung setiap rumah tangga untuk melakukan pemilahan sampah," kata Idris didampingi Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna, Jumat.
Pemilihan sampah kata Idris, diperlukan untuk menekan sampah yang masuk ke TPA Cipayung, karena TPA tersebut sudah overload dan kini hanya mampu menampung sekitar 60 persen dari sampah warga Depok.
Ia mengatakan saat ini Kota Depok sebenarnya memiliki jumlah bank sampah yang besar yaitu sekitar 500 buah.
Namun itu tidak diiringi dengan kesadaran warga dalam memilah sampah.
Karenanya dengan program ini diharapkan kesadaran itu tumbuh dan Depok bisa menjadi percontohan bagi kota lain dalam hal pemilahan sampah.
"Untuk mencapai ini, semua unsur masyarakat baik tingkat Perumahan, Pertokoan dan juga Perkantoran harus dapat berkontribusi dan mengimplementasikannya. Juga semua ASN dan komunitas lingkungan hidup, harus bisa menjadi contoh kepada masyarakat," katanya.
Sementara itu, Kepala BLH Depok Kania Parwanti, mengatakan dengan program ini maka pihaknya akan mendatangi rumah warga dan mengajak untuk memilah sampah dan mengolahnya.
Menurut Kania, aksi ketuk pintu dilakukan di setiap RW yang diketahui belum melakukan pemilahan sampah.