Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebelum aksi unjuk rasa di Jakarta diwarnai kericuhan, Jumat (4/11/2016) sore, perwakilan demonstran sempat diterima pemerintah, dalam hal ini Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Mereka adalah Sekjen MIUMI (Majelis Intelektual Ulama dan Muda Indonesia) Ustaz Bachtiar Nasir, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI) Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin, dan perwakilan dari Front Pembela Islam (FPI) Misbach.
Perwakilan demonstran itu masuk melalui pintu gerbang Istana, yang seharusnya hanya diperuntukan bagi Presiden dan Wakil Presiden, serta kepala negara sahabat.
Mereka dibawa menggunakan mobil golf, mobil yang sama yang kerap digunakan Presiden dan Wakil Presiden.
Sedangkan, yang menemani mereka bertemu Jusuf Kalla adalah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
Menkopolhukam Wiranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, juga turut mendampingi mereka.
Selain itu, perwakilan demonstran juga ditemani sejumlah anggota DPR antara lain, Asrul Sani dan Habib Abie Bakar Alhabsyi.
Di kantor Wakil Presiden, ketiga ustaz tersebut dipersilahkan masuk melalui pintu utama. Biasanya pintu ibukan orang sembarangan boleh keluar masuk. Hanya Wakil Presiden serta sejumlah pejabat tertentu saja.
Ketiga ustaz tersebut juga tidak harus menunggu lama untuk menemui Jusuf Kalla. Mereka langsung dipersilakan masuk. Oleh Jusuf Kalla, mereka disambut hangat.
Adalah Ustaz Zaitun Rasmin yang pertama kali menghadap Jusuf Kalla. Bukan hanya salaman, keduanya juga "cipika-cipiki" atau saling menempelkan pipi. Keduanya menanyakan kabar satu sama lain.
Setelah Ustaz Rasmin, Wakil Presiden menerima Bachtiar Nasir. Saat bertemu, Jusuf Kalla dam Bachtiar juga saling menempelkan pipi sembari menanyakan kabar. Kemudian Jusuf Kalla juga menyambut perwakilan dari FPI.
Wakil Presiden mengarahkan ketiga orang itu ke ruang audiensi. Para pejabat negara yang ikut dalam mediasi tersebut sudah menunggu.
Di situ, ketiga ustaz menyampaikan tuntutannya agar pemerintah tegas terhadap kasus penistaan agama, yang dituduhkan kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Tuntutan para demostran diterima secara baik oleh pemerintah. Bahkan Kapolri menjanjikan bahwa proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu akan dipercepat dalam kurun dua minggu.(*)