TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Empat perampok mengikat dan menyekap mahasiswi berinisial N (20), di rumahnya di Jalan Tosiga IX, Komplek Tomang city Garden, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (6/11/2016).
Usai menguras barang berharga di rumah tersebut, para pelaku melarikan diri memakai sebuah mobil sedan berwarna merah.
Mereka keluar dari rumah itu membawa sebuah bungkusan.
Isinya barang berharga milik korban.
"Ada tetangga yang sempat memotret mereka sebelum masuk ke mobil. Tapi tampak belakangnya saja foto itu," kata ibu korban, Nia (50) ketika ditemui Wartakotalive.com di rumahnya, sore tadi.
Beberapa saat setelah pelaku pergi, warga sekitar yang baru tahu pun coba mengejar.
Menurut Reza Faizal (16) warga sekitar, sesaat setelah pelaku pergi, kerabat keluarga korban datang dengan motornya dan berteriak perampok.
Makanya warga lekas sadar dan memburu sebuah sedan berwarna merah yang baru jalan sekitar 100 sampai 200 meter dari rumah itu.
Reza yang mendengar teriakan itu pun sempat ikut mengejar mobil pelaku dengan motornya.
"Bawa mobilnya cepat sekali.Ngebut," kata Reza.
Pelaku membawa mobil itu masuk ke kawasan permukiman di Kedoya, Jakarta Barat.
Disanalah Reza kehilangan jejak mobil sedan merah itu.
Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk, Inspektur Satu Andry Rodatama, membenarkan peristiwa itu.
"Kami sedang memburu pelakunya. Laporan sudah kami terima. Ayahnya yang melaporkannya," kata Andry ketika dihubungi Wartakotalive.com, Minggu (6/11/2016) malam.
Kejadian bermula saat N ditinggal sendirian keluarganya di rumah berlantai dua it, Minggu (6/11/2016).
Ayahnya, Adi Wibawa (53), Ibunya, Nia (50), dan adiknya, pergi makan ke kawasan Green ville, tak jauh dari rumahnya sekitar pukul 11.15 WIB.
Mahasiswi yang baru kuliah 2 semester itu memilih tak ikut lantaran mengantuk.
Dia butuh tidur siang.
Nia, menceritakan, masih sekitar pukul 11.15 WIB lebih, anaknya yang sudah berada di kamar mendadak melihat ada bayangan orang lewat dari jendela kamarnya.
Ada sekitar 4 orang yang lewat dan naik ke lantai atas lewat tangga yang berada di dekat kamarnya.
N yang ketakutan memilih menelepon ayahnya.
Dia menghubungi lewat telepon rumah yang ada di luar kamar.
"Dia nelepon bapaknya yang sedang bersama saya sekitar pukul 11.45 itu," kata kata Nia ketika ditemui Wartakotalive.com di rumahnya, sore tadi ibu korban, Nia (50) ketika ditemui Wartakotalive.com di rumahnya, sore tadi.
Nia masih syok.
Mukanya pucat dan beberapa kerabatnya tampak datang dan memberi pelukan.
Menurut Nia, anaknya menelepon dan bertanya soal apakah ayahnya menyuruh orang datang ke rumah.
Sebab dia melihat ada orang naik ke lantai atas.
Saat sedang menelepon, rupanya perampok yang sudah berada di lantai atas melihat N sedang menelepon.
Empat perampok itu pun turun, merebut telepon, menutupnya dan membekap mulut N.
"Suami saya dengar itu waktu anak saya teriak. Mereka merebut telepon yang dipegang anak saya," kata Nia.
Pelaku kemudian mengikat tangan dan kaki N.
Mulutnya pun diikat dengan celana panjang milik N.
Dia kemudian disekap di dalam kamar sementara pelaku mengambil barang-barang berharga di rumah itu.
Seorang pelaku pun sempat menodongkan obeng ke leher N.
"Diancam akan dibunuh kalau macam-macam," kata Nia.
Tapi N tak melihat jelas ciri-ciri para pelakunya.
Sebab saat itu dia tak memakai kacamata.
"Anak saya matanya minus," kata Nia.
Satu-satunya yang N tahu, para pria itu bertenaga besar, berbadan besar, dan bau tubuhnya tak enak.
Di rumah itu, pelaku mengobrak-abrik kamar Nia dan suaminya.
Total 500 gram emas seharga Rp 250 Juta digondol pelaku, berikut dua buah laptop dan dua unit bolpen mont blanc seharga Rp 13 juta per buah.
Pelaku masuk ke dalam rumah dengan cara merusak pagar rumah dan mencongkel pintu depan.
Penulis: Theo Yonathan Simon Laturiuw