News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demo di Jakarta

Demo 4 November, Satu Tewas, 350 Luka, 21 Kendaraan Dirusak dan Lima Orang Ditangkap

Editor: Robertus Rimawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pambakaran dua mobil di akhir unjuk rasa damai di Jakarta, Jumat (4/11/2016) malam.

TRIBUNNEWS.COM - Kerugian yang diderita saat demo 4 November ternyata banyak. Berikut rangkuman kerugiannya, Selasa (8/11/2016).

Korban jiwa

Seperti dikutip dari Kompas.com, aksi demonstrasi 4 November 2016 telah memakan satu korban jiwa. M Syachrie Oy Bcan (55), warga Banten, meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).

Menurut koordinator Medis "Aksi Bela Islam", Yusuf Muhammad, Syachrie meninggal akibat terkena tembakan gas air mata.

Yusuf mengatakan, peluru gas air mata ketika itu jatuh di dekat Syachrie.

Akibatnya, Syachrie yang sedang berjejal di tengah ribuan orang itu kesulitan bernapas.

Ini ditambah dengan kondisi tubuh Syachrie yang lelah karena mengikuti aksi sejak awal.

"Peluru itu jatuh dekat dengan korban. Akibat suasana yang penuh, oksigen yang diambil oleh almarhum menjadi terbatas, apalagi gas air mata memang bisa membengkakkan saluran pernapasan," kata Yusuf dalam konferensi pers di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Sabtu (5/11/2016).

Yusuf mengatakan, kematian Syachrie bukan disebabkan karena ia menderita asma. Menurut penuturan istri Syachrie, kata Yusuf, mendiang tak memiliki riwayat asma selama hidup.

"Istrinya mengatakan, dia tidak asma. Semua baik-baik saja," kata Yusuf.

Korban luka

Selain Syachrie, lanjut Yusuf, ada 164 korban lainnya yang dirawat di rumah sakit. Sebanyak 130 korban dirawat karena terkena gas air mata.

"Sebagian besar terkena gas air mata. Namun bukan hanya itu, ada juga yang luka, terkena benturan, memar. Ada juga yang dioperasi karena kena pukulan," ucap Yusuf.

Pihak kepolisian membenarkan ada satu korban jiwa atas nama M Syachrie yang meninggal karena asma.

Tidak ditemukan adanya luka-luka atau tanda kekerasan di tubuh Syachrie.

Pada aksi Jumat kemarin, kerusuhan terjadi setelah pukul 19.00. Pendemo diminta untuk membubarkan diri, tetapi menolak.

Akhirnya, pihak keamanan menembakkan gas air mata.

Sementara itu, demonstran yang mengalami luka berjumlah 250 orang.

Sebanyak 100 orang di luar demonstran juga mengalami luka.

Seratus orang itu terdiri atas 79 personel Polri (11 orang di antaranya dirawat inap), 15 masyarakat umum, 5 personel TNI, dan 1 personel pemadam kebakaran.

Data korban luka berdasarkan koordinator demo ada 164 orang dan data dari kepolisian 250 orang demonstran dan 100 orang di luar demonstran.

Disimpulkan ada sekitar 350 korban luka dalam unjuk rasa ini.

Kerusakan fasilitas dan kendaraan

Kerugian kerusakan fasilitas di sekitar Monuman Nasional akibat rusuh pada Jumat (4/11/2016) lalu ditaksir mencapai sekitar Rp 400 juta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendata kerusakan fasilitas yang terjadi, meliputi rusaknya 6.600 pohon di sepanjang depan Istana Merdeka, kerusakan pagar Monas di sejumlah titik, dan kerusakan kaca pada halte dan bus transjakarta.

"Total enggak sampai Rp 500 jutalah, sekitar Rp 300-Rp 400 juta," kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Sumarsono di Balai Kota, Senin (7/11/2016).

Sumarsono menyesalkan kerusuhan yang terjadi.

Tercatat, 21 kendaraan, baik milik TNI-Polri maupun umum dirusak.

Tiga kendaraan di antaranya dibakar.

Lima orang ditangkap

Polda Metro Jaya menangkap lima anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada Selasa (8/11/2016) dini hari.

Mereka ditangkap lantaran diduga menjadi perusuh saat aksi unjuk rasa pada Jumat (4/11/2016).

Hal ini dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono. Ia mengatakan, kelima anggota HMI ini ditangkap di tempat berbeda.

"Iya benar semuanya anggota HMI, sekira pukul 24.00 WIB kami mengamankan kelimanya," ujar Awi kepada Kompas.com.

Awi menyampaikan, kelimanya adalah II, AJ, RM, RR, dan MRD. Masing-masing masih berstatus mahasiswa di universitas berbeda.

Menurut Awi, kelima mahasiswa ini diamankan karena diduga kuat telibat aksi kericuhan pada saat aksi unjuk rasa pada Jumat lalu di depan Istana Negara, Jakarta.

"Yang II dan AH itu mahasiswa Unas, RR itu mahasiswa dari Universitas Jaya Baya, MRD dari Universitas Attahiriyah, dan RM dari Universitas Ibnu Khaldun," ucap dia. (Kompas.com/Dimas Jarot Bayu/Alsadad Rudi/Akhdi Martin Pratama)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini